Menteri ESDMS Sebut "Groundbreaking" Pabrik Ekosistem Baterai EV pada Pekan Ketiga Juni | IVoox Indonesia

June 9, 2025

Menteri ESDMS Sebut "Groundbreaking" Pabrik Ekosistem Baterai EV pada Pekan Ketiga Juni

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam Human Capital Summit di Jakarta, Selasa (3/6/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

IVOOX.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa groundbreaking atau peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle) terintegrasi akan dimulai pada pekan ketiga Juni.

“Juni ini, kami bikin groundbreaking pertama investasi 6–7 miliar dolar AS ekosistem baterai mobil pertama di dunia, dari hulu ke hilir,” ucap Bahlil dalam Human Capital Summit di Jakarta, Selasa (3/6/2025), dikutip dari Antara.

Bahlil menyampaikan bahwa pembangunan pabrik ekosistem baterai EV terintegrasi itu berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara.

“Ini ekosistem baterai mobil pertama di dunia dari hulu ke hilir. Dari tambang, mining, smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai sel. Itu belum pernah ada,” ucapnya.

Akan tetapi, Bahlil tidak merinci konsorsium yang terlibat dalam pembangunan pabrik ekosistem baterai di Halmahera Timur pada akhir Juni nanti.

Pada Jumat (23/5/2025) di Istana Kepresidenan, Bahlil Lahadalia mengumumkan 18 proyek hilirisasi senilai hampir 45 miliar dolar AS, dan proyek itu bakal dimulai pada Juni 2025.

Bahlil menyebut proyek hilirisasi itu mencakup hilirisasi nikel, bauksit, refinery, storage, gasifikasi (DME) batu bara, kemudian hilirisasi sektor perikanan, pertanian, kehutanan, dan pengembangan ekosistem baterai mobil milik Indonesia.

“Juni kami akan groundbreaking untuk ekosistem baterai CATL yang bekerja sama dengan BUMN. Setelah itu, kami akan masuk pada tahap berikutnya lagi,” kata Bahlil.

Terkait pembiayaan, Bahlil menyebut dapat dipastikan sumber dananya dari Danantara.

“Kalau itu katakanlah proyeknya mayoritasnya di Indonesia, besarnya (porsi pembiayaan) adalah besar Danantara, maka mayoritasnya pasti Danantara,” kata Bahlil.

Akan tetapi, manakala Danantara minoritas, maka pembiayaan dari Danantara pun juga akan minoritas.

0 comments

    Leave a Reply