Menteri ESDM Sebut Capaian Transisi Energi Jauh dari Target | IVoox Indonesia

May 9, 2025

Menteri ESDM Sebut Capaian Transisi Energi Jauh dari Target

diskusi energi terbarukan-031223-tom-1
Chief Sustaianbility Officer APP Group Elim Sritaba (kiri), Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo (kanan), dan Asia Pasific Regional Coordinator SBTi Ligia Ramos (tengah) saat menjadi pembicara dalam diskusi panel "Powering the Future with Renewable Energy Solutions" pada konferensi perubahan iklim COP28 UNFCCC di Paviliun Indonesia, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12/2023). Diskusi tersebut membahas tentang transisi energi yang dilakukan oleh industri dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan yang salah satunya adalah biomassa untuk pengurangan emisi karbon. ANTARA FOTO/R. Rekotomo

IVOOX.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan capaian Indonesia dalam transisi energi baru terbarukan (EBT) masih jauh dari yang ditargetkan.

Menurut Arifin ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam mengejar target bauran energi tersebut.

"Mengenai transisi energi memang kita memiliki target capaian untuk bisa mencapai 23% di tahun 2025, tapi apa yang kita capai sekarang masih jauh, masih kurang lebih 60% dari target padahal waktunya tinggal 2 tahun lagi," kata Arifin dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Arifin membeberkan beberapa hal yang menjadi hambatan Indonesia lamban dalam mencapai target bauran EBT. Salah satunya yakni pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir selama dua tahun. 

"Penyebabnya adalah kemarin adanya Covid-19, kemudian juga kita masih harus mempersiapkan infrastruktur, kemudian kita harus bisa menciptakan permintaan (creat demand)," kata Arifin.

Meski begitu, berkaitan dengan infrastruktur, Arifin menerangkan pemerintah perlahan sudah mulai membangun jaringan transmisi yang dapat mengakses energi baru terbarukan yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Infrastruktur sudah kita programkan, kita harus bisa membangun jaringan transmisi yang dapat mengakses energi baru terbarukan yang demikian banyak sumbernya di Indonesia," katanya.

Di samping itu Arifin juga mendorong agar regulasi dan kebijakan dalam mempermudah masuknya investor harus diperbaiki. Sehingga hal itu diharapkan dapat meningkatkan permintaan terkait energi bersih terbarukan.

"Kita harus memperbaiki lagi regulasi-regulasi, kebijakan yang memang bisa menarik investasi, kita harus menarik permintaan, bagaimana dimand yang baru tumbuh cukup signifikan ke depan itu semuanya diisi oleh energi bersih terbarukan," katanya.

Tantangan lainya kata Arifin yakni saat ini pemerintah juga harus mengejar target proyek-proyek sebelumnya hingga tuntas. Sehingga perlu adanya efisiensi untuk mengakomodir semua target yang ada.

"Kemudian kita juga masih dihadapkan proyek-proyek yang sebelumnya, nah ini semuanya harus bisa kita atasi program-program efisiensi apa yang bisa kita lakukan," katanya.

Dilain pihak, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Indonesia akan membuat bidding pembangkit listrik energi baru dan terbarukan dalam skala besar untuk mempercepat pencapaian target transisi energi.

“Kita juga ingin bidding-nya ke depan tidak lagi dalam skala kecil 50 megawatt, 100 megawatt tapi kita ingin bikin blok bidding 1 gigawatt (GW), 2 Gw, sehingga skalanya dapat dan percepatan untuk mengejar 24 GW renewables bisa terjadi dalam 10 tahun ke depan,” kata Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam Seminar Nasinal Outlook Perekonomian Nasional di Jakarta, Jumat.

0 comments

    Leave a Reply