Menteri ESDM Belum Sepakat dengan Dewan Energi soal Rencana Revisi Target Bauran EBT | IVoox Indonesia

April 28, 2025

Menteri ESDM Belum Sepakat dengan Dewan Energi soal Rencana Revisi Target Bauran EBT

antarafoto-penggunaan-energi-terbarukan-di-pabrik-garudafood-180124-na-2
Foto udara deretan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di PT Garudafood Putra Putri Jaya, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (18/1/2024). Penggunaan instalasi PLTS Atap serta kendaraan listrik di Pabrik Garudafood Sumedang tersebut sebagai upaya dekarbonisasi emisi hingga 1.000 ton karbondioksida (CO2) setiap tahunnya atau setara dengan penanaman 114.000 pohon sekaligus dukungan atas program pemerintah untuk mempercepat target transisi dan bauran energi dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

IVOOX.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif belum sepakat dengan Dewan Energi Nasional (DEN) yang berencana merevisi target bauran EBT (Energi Baru Terbarukan) pada tahun 2025. 

DEN berencana menurunkan target bauran EBT menjadi 17-19 persen dari target sebelumnya sebesar 23 persen lewat pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN). 

"Kita belum nih (Belum setuju), yang merevisi siapa? Ya biarin aja kalau KEN, Itu kan prediksinya KEN," ujar Arifin saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (2/2/2024). 

Arifin menegaskan hingga saat ini kebijakan EBT masih mengacu pada aturan yang berlaku yakni Undang-undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi, termasuk soal target bauran EBT.

Dalam aturan tersebut KEN menargetkan bauran EBT di tanah air yaitu 23 persen dari bauran energi primer nasional tahun 2025 dan mencapai 31 persen pada tahun 2050. 

"Sekarang kita masih pakai regulasi yang kita punya ini udah cukup on the track juga rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 juga sudah berdasarkan target capaian itu,” ucapnya.

Di samping itu Arifin mengatakan, meski target bauran EBT 23 persen itu ditetapkan pada masa sebelum pandemi Covid-19 dan seharusnya ada penyesuaian tertentu, pemerintah sudah mengidentifikasi bottle neck atau ujung dari permasalahan bauran EBT ini.

"Target itu kan sebelum covid kan, pas ada covid tentu ada adjustment, tapi kita udah identifikasi bottle neck-nya ada dimana, itu yang harus kita the bottle neck," ujarnya. 

"The bottle neck-nya kita punya infrastruktur, kemudian juga percepatan pertumbuhan, konsumsi listrik," ucapnya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) ESDM Djoko Siswanto mengaku pihaknya akan merevisi target capaian bauran energi terbarukan (EBT) pada 2025.

Djoko mengatakan revisi capaian target tersebut mempertimbangkan hasil evaluasi realisasi bauran EBT pada 2023 yang baru mencapai 13,1 persen.

"Kalau berdasarkan angka tadi udah mencapai 13,09 persen. Nah di 2025 target 23 persen kalau revisi itu kita optimisnya 17 persen terus pesimisnya 19 persen di 2025," ujar Djoko dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Sesi Dewan Energi Nasional, Rabu (17/1/2024). 

0 comments

    Leave a Reply