Menteri ESDM akan Temui INPEX Bahas Percepatan Proyek LNG Masela

IVOOX.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menemui INPEX Masela, selaku operator Proyek LNG Abadi, untuk membahas percepatan proyek LNG Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, agar segera memulai pekerjaan produksi.
“Kemungkinan di bulan depan (Juni) nanti akan disusun untuk pemanggilan (INPEX), untuk dimintai keterangan,” ujar Juru Bicara Menteri ESDM Dwi Anggia (Anggi) dikutip dari Antara, Selasa (27/5/2025).
Anggi menyampaikan bahwa langkah pertemuan tersebut merupakan upaya Kementerian ESDM bersama SKK Migas untuk mengawal percepatan pengembangan Blok Masela.
Ia menjelaskan bahwa saat ini, konsorsium INPEX sudah memulai Front End Engineering and Design (FEED) di Blok Masela. Tahap tersebut merupakan fase awal pengembangan proyek LNG untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan proyek.
Akan tetapi, INPEX dibidik untuk melakukan first stream atau produksi pertamanya pada 2030. Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjutnya, membutuhkan proses yang cukup panjang.
“Apalagi SKK Migas kan sudah mengatakan, kalau bisa di kuartal II 2029 sudah mulai on stream (berproduksi). Jadi, memang sebagai bentuk keseriusan INPEX, pemerintah meminta itu (percepatan),” kata Anggi.
Anggi menyampaikan bahwa hingga saat ini, belum ada pembicaraan ihwal pengganti INPEX untuk menggarap Blok Masela. Pemerintah masih mendorong INPEX untuk mengembangkan blok tersebut dan masih menunggu INPEX berproses.
“Kami masih melihat prosesnya. Kami berharap yang terbaik, jadi bisa duduk bersama dan bisa comply (taat) kepada pemerintah selaku regulator,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa ia sudah memberi surat teguran kepada INPEX terkait pengelolaan Blok Masela. Bahlil bahkan mengancam akan melayangkan teguran kedua, hingga mencabut kontrak INPEX di Blok Masela.
“Nah, jadi kalau izin sudah selesai dikasih, eksplorasi sudah, POD-nya dibuat mundur-mundur. Ya, saya izin Bapak Presiden, dengan segala hormat, kami akan evaluasi sampai pada tingkat pencabutan izin,” kata Bahlil.
Kontrak kerja sama WK Masela ditandatangani pada 16 November 1998 untuk jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055.
Pemegang Partisipasi Interest WK Masela saat ini adalah INPEX Masela Ltd (65 persen) sekaligus sebagai operator; PT Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen); dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15 persen).
Proyek ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia dengan kapasitas produksi yang diharapkan mencapai 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA) Liquefied Natural Gas (LNG), 150 juta standar kaki kubik per hari gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari, dengan target operasional pada kuartal IV-2029.

0 comments