Menteri Airlangga Wakili Presiden Prabowo di Forum CEO Indonesia-Turki, Dorong Penguatan Kerja Sama Perdagangan | IVoox Indonesia

July 23, 2025

Menteri Airlangga Wakili Presiden Prabowo di Forum CEO Indonesia-Turki, Dorong Penguatan Kerja Sama Perdagangan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang digelar di Ankara, Turki, Jumat (11/4/2025). IVOOX.ID/doc Kemenko Perekonomian

IVOOX.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang digelar di Ankara, Turki, Jumat (11/4/2025). Kegiatan ini berlangsung di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden ke Turki untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan, sekaligus menghadiri Antalya Diplomacy Forum.

Forum bisnis yang difasilitasi oleh Kadin Indonesia dan Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turki (DEIK) ini dihadiri lebih dari 50 pemimpin perusahaan dari kedua negara. Mereka mewakili sektor-sektor strategis seperti pertahanan, teknologi, konstruksi, energi, kesehatan, farmasi, manufaktur, hingga pendidikan vokasi dan pengembangan sumber daya manusia.

Dalam sambutannya, Airlangga menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi ekonomi antara Indonesia dan Turki di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian. Ia juga menyinggung tren proteksionisme baru-baru ini yang dilakukan oleh Amerika Serikat sebagai tantangan bersama yang perlu dihadapi secara kolektif.

“Indonesia dan Turki perlu memperkuat kerja sama ekonomi serta melihat potensi yang masih sangat besar antara kedua negara, di tengah ketidakpastian global dan tren proteksionisme yang baru saja dilakukan oleh Amerika Serikat,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Jumat (11/5/2025).

Ia juga menyebutkan bahwa tahun 2025 menjadi momentum penting karena menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki. Oleh karena itu, menurutnya, sudah saatnya kedua negara bergerak ke fase kerja sama yang lebih konkret dan berjangka panjang.

Total nilai perdagangan antara Indonesia dan Turki pada tahun 2024 tercatat sekitar USD2,4 miliar. Namun, kedua kepala negara telah menargetkan peningkatan nilai perdagangan hingga USD10 miliar. Untuk mendukung pencapaian tersebut, Airlangga menekankan perlunya percepatan dalam implementasi perjanjian perdagangan terbatas atau limited preferential trade agreement (LPTA). Perjanjian ini diharapkan dapat membuka akses perdagangan untuk produk-produk unggulan kedua negara dengan tarif dan hambatan non-tarif yang lebih ringan.

Dari pihak Turki, Deputi Menteri Perdagangan Ozgur Volkan Agar menyatakan bahwa Indonesia dipandang sebagai mitra utama sekaligus pintu masuk penting bagi pasar ASEAN. Ia juga menambahkan bahwa Turki telah lebih dahulu menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam, sehingga mendorong percepatan LPTA dengan Indonesia menjadi langkah yang wajar dan strategis.

"Turki melihat Indonesia sebagai mitra utama dan hub bagi perdagangan di kawasan ASEAN," kata Ozgur.

Sementara itu, Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki, Ibrahim Yukmali, membuka peluang kerja sama yang lebih besar di sektor pertanian dan kehutanan. Ia menuturkan bahwa Turki tertarik untuk mengekspor produk-produk pertaniannya ke Indonesia, sekaligus menyambut baik ekspor produk agrikultur dan kehutanan dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri makanan-minuman dan kerajinan di Turki.

Lebih jauh, Yukmali mengingatkan bahwa kebijakan proteksionisme yang kini mulai diadopsi sejumlah negara besar justru berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Oleh sebab itu, kerja sama terbuka seperti yang sedang dibangun Indonesia dan Turki menjadi semakin relevan dan penting.

Hadir mendampingi Airlangga dalam pertemuan tersebut antara lain Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi, serta Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie.

0 comments

    Leave a Reply