Mentan Sebut Setiap Pulau Ditargetkan Swasembada Pangan dan Energi Secara Mandiri

IVOOX.id – Pemerintah menargetkan agar setiap pulau di Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan energi secara mandiri. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan antarwilayah yang selama ini menyebabkan tingginya biaya distribusi logistik antar pulau.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan hal tersebut usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/10/2025). “Swasembada pangan dan energi setiap pulau, sehingga tidak ada ketergantungan antara pulau, karena biaya angkut,” ujar Amran.
Ia menegaskan bahwa konsep kemandirian pangan dan energi ini merupakan arah kebijakan strategis Presiden Prabowo untuk menciptakan Indonesia yang lebih efisien, berdaulat, dan tangguh menghadapi gejolak global. Menurut Amran, dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal di setiap pulau, Indonesia bisa menekan biaya logistik sekaligus memperkuat ketahanan nasional.
Amran menjelaskan, kemandirian energi menjadi salah satu fokus utama, di mana pemerintah akan mendorong pengembangan energi berbasis tanaman pangan. Salah satu langkah konkret yang disiapkan adalah produksi etanol dari bahan baku lokal, seperti ubi kayu dan singkong. “Baru saja kami ditarget Bapak Presiden untuk menanam ubi kayu, singkong, dan seluruh sumber energi dalam negeri. Negara kita besar, dengan agro climate yang sangat cocok untuk pangan, perkebunan, dan hortikultura,” kata Amran.
Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan instruksi agar setiap pulau dioptimalkan potensi ketahanan pangannya, termasuk untuk pengembangan bahan bakar nabati (biofuel). Dengan kekayaan alam yang melimpah dan iklim tropis yang mendukung, pemerintah optimistis Indonesia bisa mencapai kemandirian pangan dan energi dalam beberapa tahun ke depan.
Selain membahas energi, Amran juga melaporkan capaian produksi beras nasional yang kini telah melampaui target. “Sampai hari ini produksi kita 33,1 juta ton, dan diperkirakan mencapai 34 juta ton di akhir tahun 2025. Mudah-mudahan tidak ada aral melintang, tiga bulan ke depan Insya Allah Indonesia tidak impor beras lagi, kita swasembada,” ujarnya.
Namun, di tengah capaian tersebut, Amran mengakui masih terjadi anomali harga di sejumlah daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di beberapa wilayah masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini terjadi akibat ketimpangan distribusi dan ongkos angkut antarwilayah yang masih tinggi.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama kementerian dan lembaga terkait berkomitmen untuk menekan biaya distribusi, memperbaiki sistem logistik, dan menjaga keseimbangan harga di pasar. Pemerintah berharap manfaat swasembada tidak hanya tercermin dari angka produksi, tetapi benar-benar dirasakan oleh masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air.
“Kalau setiap pulau bisa mandiri pangan dan energi, maka Indonesia akan jauh lebih kuat. Tidak hanya kuat di sektor pertanian, tapi juga dalam ketahanan ekonomi nasional,” kata Amran.

0 comments