Mentan Amran Sulaiman Sebut 29 Ribu Ton Beras Turun Mutu hanya 0,0071 Persen dari Total Stok Nasional | IVoox Indonesia

October 18, 2025

Mentan Amran Sulaiman Sebut 29 Ribu Ton Beras Turun Mutu hanya 0,0071 Persen dari Total Stok Nasional

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Istana Presiden pada Kamis (9/10/2025). IVOOX.ID/tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden

IVOOX.id – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menanggapi laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait temuan 29.000 ton beras turun mutu dari total 1,45 juta ton yang telah disimpan lebih dari enam bulan. Ia menilai isu tersebut terlalu dibesar-besarkan karena jumlahnya sangat kecil dibanding total cadangan beras nasional yang mencapai 4,2 juta ton yang diklaimnya tertinggi dalam sejarah Indonesia.

“Sekarang ada rusak 0,0071 persen. Ini yang disorot. Tolong dong sorot yang 4 juta,” kata Amran di Kantor Presiden, Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Menurut Amran, angka tersebut menunjukkan bahwa sistem penyimpanan dan manajemen stok beras pemerintah berjalan baik. Ia menegaskan bahwa 29.000 ton yang mengalami penurunan mutu tidak berdampak signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. “Ini pertama kali dalam sejarah Indonesia stoknya mencapai 4,2 juta ton. Bulog berdiri sejak 1969 dan baru sekarang kita capai angka sebesar ini,” ujarnya.

Amran mengapresiasi kerja keras para petani dan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya berhasil memperkuat sektor pangan nasional dalam waktu singkat. “Presiden Prabowo luar biasa. Target empat tahun, tiga tahun, dan baru satu tahun sudah bisa seperti ini. Ini hasil perjuangan petani Indonesia,” ujarnya.

Mentan juga menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif untuk mencegah penurunan mutu beras di masa mendatang. Salah satunya melalui pembangunan gudang penyimpanan baru oleh Perum Bulog, dengan dukungan anggaran sebesar Rp 5 triliun yang telah dialokasikan oleh Presiden Prabowo. Gudang baru ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sekaligus kualitas penyimpanan agar beras tidak mudah rusak.

Selain itu, Amran memastikan beras yang mengalami penurunan mutu tidak akan terbuang percuma. Pemerintah akan memanfaatkannya untuk kebutuhan lain, seperti bahan pakan ternak dan industri nonkonsumsi, agar tetap memberi nilai ekonomi.

Sebelumnya, Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, menjelaskan bahwa dari total 1,45 juta ton beras yang telah disimpan lebih dari enam bulan, sebanyak 29.900 ton di antaranya mengalami penurunan mutu. Dari jumlah itu, sekitar 3.000 ton berasal dari produksi dalam negeri dan 26.890 ton merupakan beras impor.

“Sebanyak 29.000 ton beras tersebut tergolong turun mutu setelah disimpan lebih dari enam bulan, sebagian besar karena faktor waktu dan kondisi penyimpanan,” ujar Nita, Senin (6/10/2025).

Data terakhir Perum Bulog mencatat bahwa stok beras nasional kini mencapai 3,84 juta ton, dengan sebagian besar telah berada di gudang penyimpanan selama lebih dari enam bulan. Pemerintah terus melakukan evaluasi dan pemantauan berkala untuk memastikan kualitas beras tetap terjaga.

Amran menutup dengan menegaskan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras menjaga stabilitas pangan nasional. “Kita tidak hanya menjaga stok, tapi juga memastikan seluruh rakyat Indonesia bisa makan dari hasil bumi sendiri. Itu kemandirian pangan yang kita perjuangkan,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply