Menbud Sebut Bukan Pembuatan Eskalator di Candi Borobudur, Tapi Chairlift | IVoox Indonesia

June 3, 2025

Menbud Sebut Bukan Pembuatan Eskalator di Candi Borobudur, Tapi Chairlift

Perayaan Waisak 2025 di halaman Candi Borobudur
Arsip - Perayaan Waisak 2025 di halaman Candi Borobudur, Jawa Tengah. (ANTARA/HO-InJourney)

IVOOX.id – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan tidak ada pembuatan lift dan eskalator di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

“Tidak ada yang namanya pembuatan lift di Candi Borobudur, kemudian ada video mengatakan pemasangan eskalator atau pun dikatakan ekskavator dia nggak bisa membedakan antara eskalator dan ekskavator jadi tidak ada pemasangan eskalator di candi Borobudur yang kita sedang upayakan adalah pemasangan chair (chairlift),” ujar Menbud saat ditemui di kompleks DPR RI Jakarta, Senin (26/5/2025),dikutip dari Antara.

Menbud membantah berita simpang siur itu dan menyebutnya sebagai berita hoaks.

Menurutnya, di Candi Borobudur akan dipasangi chairlift yang dapat membuka akses lebih luas bagi penyandang disabilitas serta lansia atau kalangan senior biksu untuk dapat menjelajah situs sejarah yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia itu.

“Chairlift itu untuk inklusivitas, semua situs-situs dunia itu sudah memakai itu kalau kita datang ke Akropolis ke Parthenon, di Yunani. Itu juga memakai itu, saya juga lihat di sistem chapel, itu kalau kita lihat di sistem gereja Saint Peter di Italia yang merupakan heritage itu juga memakai itu,” katanya lagi.

Kehadiran chairlift ini menurutnya tidak akan merusak bangunan candi yang bersejarah itu. Adaptasi chairlift ini menurutnya bentuk penyesuaian terhadap kebutuhan untuk menghadirkan inklusivitas bagi umat Buddha maupun masyarakat secara umum agar dapat melakukan aktivitas keagamaan misalnya dalam upacara perayaan hari Waisak maupun kegiatan tertentu.

“Kita melakukan ini adaptasi terhadap itu jadi ini sesuai UU dan tidak ada perusakan sama sekali, itu pakai hand rail. Jadi saya tegaskan tidak ada eskalator apalagi ekskavator,” pungkas Menbud.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar di media sosial, dinarasikan terdapat pembangunan eskalator dengan pelat besi untuk menaiki candi Borobudur yang dikhawatirkan merusak bangunan itu.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan pemasangan eskalator non-permanen di Candi Borobudur ditempuh pemerintah berdasarkan permintaan dari Pemerintah Prancis dalam rangka kunjungan resmi Presiden Emmanuel Macron.

Hasan mengatakan bahwa fasilitas yang disiapkan pemerintah merupakan sarana bantu sementara guna mendukung kelancaran kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke situs warisan dunia tersebut.

Sebagai bagian dari agenda kunjungan kenegaraan, kata Hasan, pemerintah ingin memastikan tamu negara dapat mengakses dan menikmati keindahan serta kemegahan Candi Borobudur secara optimal, meskipun dengan waktu yang terbatas.

“Candi Borobudur itu kira-kira setinggi gedung 12 lantai. Jadi, Presiden Perancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas,” ujar Hasan dalam pernyataannya di kantor PCO Gambir Jakarta Pusat Senin (26/5/2025), dikutip dari Antara.

Karena itu, pemerintah menyiapkan dua fasilitas pendukung, yakni ramp atau jalur landai hingga level keempat, serta stair lift, semacam kursi bantu naik yang dipasang di sisi tangga, untuk menjangkau level atas hingga lantai ketujuh atau kedelapan. Ia juga menyatakan bahwa seluruh pemasangan dilakukan dengan prinsip konservasi yang ketat.

“Itu semua dibangun dengan pengawasan dari Kementerian Kebudayaan dan tidak ada paku, tidak ada bor. Jadi hanya ditaruh. Didudukkan, ditaruh saja. Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah,” jelasnya.

Hasan mengatakan pemasangan eskalator non-permanen di Candi Borobudur ditempuh pemerintah berdasarkan permintaan dari Pemerintah Prancis dalam rangka kunjungan resmi Presiden Emmanuel Macron.

"Pemerintah kita, tanggal 28 atau 29 bulan ini akan menerima kunjungan kenegaraan dari negara yang sangat penting. Negara Perancis. Ini tentu sangat penting bagi Indonesia," katanya.

Menurut Hasan, kunjungan Presiden Macron akan didampingi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sebagai bagian dari agenda kunjungan kenegaraan, kata Hasan, pemerintah ingin memastikan tamu negara dapat mengakses dan menikmati keindahan serta kemegahan Candi Borobudur secara optimal, meskipun dengan waktu yang terbatas.

“Candi Borobudur itu kira-kira setinggi gedung 12 lantai. Jadi, Presiden Perancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas,” ujar Hasan.

Menteri PU Pastikan Pekerjaan Infrastruktur di Candi Borobudur

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo memastikan pekerjaan infrastruktur di sekitar Candi Borobudur terkelola dengan baik terkait rencana kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke destinasi pariwisata tersebut.

"Mengenai persiapan kunjungan Presiden Prancis di Indonesia yang mungkin pada akhir Mei ini. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah, selain ke Akademi Militer dia juga berencana berkunjung ke Candi Borobudur," ujar Dody dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/5/2025) dikutip dari Antara.

Menteri PU pada pekan lalu sudah melakukan kunjungan ke Candi Borobudur dan memastikan pekerjaan infrastruktur yang ada di sekitar Candi Borobudur maupun yang ada di sekitar Candi masih terkelola dengan baik.

"Kami juga memberikan tawaran kepada pengelola Candi di bawah Injourney untuk jika misalnya mereka membutuhkan dukungan kami, Insya Allah kami siap," kata Dody.

Menurut dia, kunjungan Presiden Prancis ke Candi Borobudur ini menunjukkan juga ketinggian budaya bangsa Indonesia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah tiba di Vietnam dalam rangkaian pertama kunjungan kenegaraannya ke Asia Tenggara, sebelum kemudian melanjutkan lawatan ke Indonesia.

Menegaskan komitmen Paris terhadap dialog, Macron mengatakan bahwa tantangan iklim, ekonomi, dan geopolitik di abad ini hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama.

Setelah merampungkan agenda di Hanoi, Macron akan melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, di mana ia akan bertemu Presiden Prabowo Subianto di Jakarta.

Selepas itu, Presiden Prancis akan berkunjung ke Singapura untuk menyampaikan pernyataan kunci dalam Shangri-La Dialogue pada Jumat (30/5/2025).

Kunjungan Asia Tenggara Macron kali ini dipandang merupakan upaya Prancis untuk menguatkan kerja sama ekonomi serta menghalau pengaruh China yang semakin meningkat di kawasan.

0 comments

    Leave a Reply