Memahami Risiko Gempa Sesar Lembang: Mengapa Kita Harus Siap?

IVOOX.id - Kota Bandung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi risiko bencana alam cukup tinggi. Salah satu ancaman paling serius adalah gempa bumi yang disebabkan oleh Sesar Lembang, sebuah patahan aktif yang membentang sepanjang 29 kilometer dari Gunung Manglayang hingga Padalarang.
Sesar Lembang bukanlah potensi yang bisa dianggap remeh. Aktivitasnya bisa memicu gempa bumi yang sangat merusak, berisiko menimbulkan kerusakan infrastruktur, korban jiwa, hingga dampak sosial dan ekonomi yang besar.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa keberadaan sesar ini menjadikan Kota Bandung sebagai wilayah yang rawan gempa, dan oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama.
Mengapa Sesar Lembang Berbahaya?
Sesar Lembang adalah patahan aktif yang terus menunjukkan pergerakan. Berdasarkan kajian para ahli, jika patahan ini bergerak secara signifikan, potensi kekuatan gempanya bisa merusak bangunan, jalan, dan jaringan vital lainnya. Apalagi, Bandung berada di cekungan dan dikelilingi pegunungan, yang memperbesar efek getaran dan memperparah dampaknya, termasuk risiko tanah longsor dan banjir.
Menyadari ancaman tersebut, Pemerintah Kota Bandung telah mengambil sejumlah langkah, antara lain edukasi dan simulasi di sekolah.
Pada 28 Agustus 2025, ratusan siswa SMPN 1 Bandung mengikuti simulasi tanggap bencana bertajuk #SiapUntukSelamat. Para siswa dilatih bagaimana bersikap tenang, sigap, dan terarah saat bencana terjadi. Mereka juga diajarkan langkah evakuasi, titik kumpul darurat, dan penyelamatan diri.
Tujuannya adalah agar anak-anak tidak panik saat bencana dan mampu menyebarkan pengetahuan ini ke keluarga dan lingkungan sekitar.
“Mari kita bangun budaya sadar bencana, dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas. Dengan kebersamaan dan kepedulian, insyaallah kita akan lebih tangguh dalam menghadapi potensi bencana,” kata Erwin, dalam keterangan resmi.
Pembentukan Kampung Siaga Bencana
Pemkot Bandung juga membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) di wilayah-wilayah berisiko tinggi seperti Ujungberung, Mandalajati, Sukasari, dan Cidadap. Total dari 30 kecamatan, 15 kecamatan diprioritaskan karena berada di zona merah bencana menurut kajian dari ITB.
Kampung Siaga Bencana tidak hanya sekadar nama, tapi dibentuk dengan pelatihan warga, penyediaan alat mitigasi, penentuan titik evakuasi, penataan logistik dan medis.
Warga juga dibentuk dalam kelompok seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang dilatih agar siap menjadi garda terdepan saat bencana terjadi.
Peran Masyarakat Sangat Penting
Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Seperti disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Soni Bakhtiyar, bahwa keterlibatan aktif masyarakat adalah kunci. Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana.
Setiap warga perlu tahu ke mana harus mengungsi, bagaimana menyelamatkan diri, siapa yang harus dihubungi, dan apa saja yang perlu disiapkan di rumah.
Ancaman gempa dari Sesar Lembang bisa terjadi kapan saja. Tapi dengan edukasi sejak dini serta keterlibatan masyarakat dan sinergi antarlembaga bisa mengurangi dampaknya.
Penulis: Diana
Kontributor

0 comments