Melalui P4S, Petani Bandung Dilatih Kembangkan Pangan Lokal Dari Daun Singkong
IVOOX.id, Bandung - Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga pelatihan pertanian dibawah Kementerian Pertanian yang dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok saat ini giat mendorong petani dan masyarakat di wilayahnya untuk mengembangkan program dan inovasi bidang pertanian salah satunya diversifikasi pangan melalui kearifan lokal.
Tak terkecuali dilakukan P4S Sawargi, Kabupaten Bandung yang tengah membina petani masyarakat dan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) mengembangkan pangan lokal dari bahan dasar daun singkong.
Ketua P4S Sawargi, Titin Rohaeti menjelaskan P4S sebagai wadah dalam mengembangkan SDM melalui pelatihan dan permagangan sekaligus untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para pelatih yg berasal dari petani juga.
“Kami belajar bersama-sama petani, masyarakat, dan Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) mempraktekan juga mengembangkan inovasi pertanian, salah satunya dengan mengolah daun singkong menjadi panganan lokal bernilai tambah tinggi yaitu menjadi dendeng”, jelas Titin Rohaeti, pada, Selasa (26/05).
Titin juga menambahkan bahwa olahan pangan ini kini menjadi ciri khas produk unggulan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. “ Kami bagikan ilmu yang kita miliki kepada Ibu-ibu KWT desa lain agar mereka bisa mengikuti bagaimana cara melakukan olahan pangan yang dapat meningkatkan nilai tambah produk”, tambahnya.
P4S Sawargi yang berdiri sejak tahun 2011 kini termasuk dalam P4S klasifikasi utama dan telah berhasil membina puluhan KWT yang ada di kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.
Selain itu, P4S Sawargi tak hanya berhasil mendorong petani dan KWT mengembangkan pangan lokal, namun keberhasilan lainnya yaitu usahatani yang dilakukan on farm maupun off farm. Mulai dari budidaya padi organik dan ikan sampai dengan pengolahan aneka komoditas hortikultura dan tanaman pangan. Kesemuanya untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian tersebut.
Produk olahan yang dihasilkan diantaranya dendeng daun singkong, abon jantung pisang, eggroll mocaf, kue kering berbahan dasar tepung mocaf dan Humisda (Hui Amis Lada) yaitu kerupuk berbahan dasar ubi dan diberi citarasa pedas manis.
Pemasarannya pun tak tanggung-tanggung, hingga ke berbagai pasar modern seperti Transmart dan outlet-outlet sentra oleh-oleh Bandung di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Omzet yang didapatkan dengan penjualan 100-200 bungkus/minggu mecapai 10 juta per bulan.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta kepada semua insan pertanian untuk membangun pola hidup sehat dengan konsumsi pangan lokal.
“Kita dorong diversifikasi pangan lokal dengan mencoba menghidupkan pangan lokal dengan membangun home industri pertaniann di setiap wilayah Kostratani”, ujar Mentan SYL.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa kita harus terus menerus melakukan pengembangan pangan lokal di Indonesia yang sangat beragam jenisnya dan kaya manfaat.
“Dalam kondisi pandemi Covid-19, Indonesia dituntut untuk berdiri dengan hasil produksi sendiri. Karena impor sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Kita harus memperkuat ketahanan pangan nasional, dan cara yang bisa ditempuh adalah dengan memperkuat diversifikasi pangan lokal,” tegas Dedi.

0 comments