Maybank Indonesia Catat Laba Naik 77,3 Persen, Didukung Pendapatan Operasional dan Efisiensi Biaya

IVOOX.id – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) berhasil mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Bank ini membukukan laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp 1,30 triliun, naik 53,9 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sementara laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) melonjak 77,3 persen menjadi Rp 989 miliar.
Kenaikan laba tersebut didorong oleh pendapatan operasional yang menguat, efisiensi biaya, dan penurunan signifikan pada biaya provisi. Pendapatan bunga naik 3,2 persen berkat peningkatan imbal hasil dari kredit dan surat berharga, meskipun beban bunga tetap tinggi akibat komposisi dana mahal. Secara keseluruhan, pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh 0,8 persen menjadi Rp 5,37 triliun, sementara margin bunga bersih (NIM) turun tipis 16 basis poin menjadi 4,3 persen.
Pendapatan nonbunga (NOII) meningkat 10,7 persen menjadi Rp 1,58 triliun, terutama ditopang lonjakan pendapatan dari divisi Global Markets yang tumbuh lebih dari enam kali lipat menjadi Rp 300 miliar. Dengan demikian, total pendapatan operasional bruto bank naik 2,9 persen menjadi Rp 6,95 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, Maybank Indonesia terus memperluas pembiayaan pada segmen utama seperti UKM, koRp orasi lokal, dan ritel. Kredit Community Financial Services (CFS) naik 7,8 persen menjadi Rp 86,05 triliun, dengan pertumbuhan kredit nonritel 10,1 persen dan ritel 6,1 persen. Sementara kredit koRp orasi skala besar tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 11,88 triliun. Meski total kredit bank turun 1,6 persen menjadi Rp 120,42 triliun akibat strategi rebalancing pada pinjaman berimbal hasil rendah, pertumbuhan di sektor ritel dan UKM tetap kuat.
Bank juga mencatat peningkatan pembiayaan berkelanjutan sebesar 7 persen menjadi Rp 3,96 triliun, mencakup 20,1 persen dari total kredit. Pertumbuhan terbesar berasal dari pembiayaan sektor kehutanan dan transportasi ramah lingkungan. Total aset Maybank Indonesia naik 4,6 persen, ditopang kenaikan portofolio surat berharga hampir 29 persen.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh 13,2 persen dengan peningkatan signifikan pada giro sebesar 19,3 persen. Rasio dana murah (CASA) mencapai 52,3 persen pada akhir September 2025. Aktivitas digital banking juga meningkat pesat, di mana transaksi melalui M2U naik 23,4 persen menjadi lebih dari 22 juta transaksi dan M2E koRp orasi tumbuh 12,5 persen.
Efisiensi operasional terjaga dengan baik. Cost-to-income ratio menurun menjadi 70,4 persen, sementara rasio BOPO turun ke 89,1 persen. Laba operasional sebelum provisi (PPOP) tumbuh 2,8 persen menjadi Rp 2,05 triliun, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) membaik ke 2,4 persen secara gross. Likuiditas dan permodalan tetap kuat, dengan LDR 77,5 persen dan CAR mencapai 27,1 persen.
Unit perbankan syariah Maybank Indonesia juga menunjukkan lonjakan kinerja. Laba sebelum pajak melonjak 216,5 persen menjadi Rp 516 miliar, didorong peningkatan pendapatan dan efisiensi pembiayaan. Total pembiayaan syariah tumbuh 13,3 persen menjadi Rp 22,36 triliun, sementara rasio CASA Syariah naik signifikan ke 62,2 persen.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan bahwa hasil positif ini merupakan buah dari strategi portfolio rebalancing dan fokus pada segmen-segmen utama yang terus tumbuh, seperti wealth, otomotif, UKM, dan koRp orasi lokal besar. “Kami berkomitmen memberikan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Ivoox.id Sabtu (1/11/2025).
Sementara Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Sri Khairussaleh Ramli, menilai capaian ini menegaskan ketahanan bisnis Maybank di tengah tantangan ekonomi. “Melalui strategi M25+, kami terus memperkuat sinergi regional dan menangkap peluang pertumbuhan berkelanjutan bagi nasabah dan komunitas,” katanya.


0 comments