Kiwoom Sekuritas Indonesia
Masih Ada Tekanan, Pasar Obligasi Menguat Terbatas

IVOOX.id, Jakarta - Pasar obligasi diperkirakan berpotensi menguat terbatas karena masih adanya beberapa tekanan baik dari global maupun domestik.
"Untuk pasar obligasi, kami merekomendasikan hold hingga berpotensi beli hari ini apabila pergerakan harga melebihi 40 bps," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director PT. Kiwoom Sekuritas Indonesia di Jakarta, Senin (20/8).
Nico menyebutkan, dari Global, S&P telah menurunkan kredit rating Turki dari BB- menjadi B+, tentu hal ini semakin menambah beban keuangan yang dialami Turki. Namun demikian, Qatar menjanjikan USD15 miliar dalam bentuk investasi langsung. "Hal ini akan membantu Turki dalam melewati krisis keuangannya," imbuh Nico.
Dalam pidatonya, jelas Nico, Jokowi menargetkan pertumbuhan sebesar 5,3 persen dari sebelumnya 5,2 persen dan pendapatan juga diperkirakan akan naik 12,6 persen untuk tahun depan. Defisit anggaran tahun ini diperkirakan akan menyusut menjadi 1,84 persen dari 2,12 persen.
Beralih dari sana, pemerintah telah mengeluarkan Saving Bond Ritel terbaru dengan tingkat spread 2,55 persen, dan telah ditetapkan minimal floor sebesar 8,05 persen. Spread antara imbal hasil SUN berjatuh tempo 2 tahun dengan SBR sebesar 0,84 persen. "Tentu kami merekomendasikan beli bagi para investor retail karena memiliki tingkat imbal hasil yang cukup tinggi," kata Nico.
Nico mencatat, total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya, di tengah tengah masih ababilnya pasar obligasi kemarin. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 7 – 10y, diikuti dengan 15 – 20y, dan 10 – 15y.
Pasar obligasi kemarin masih bermain didurasi menengah hingga panjang, tentu hal ini merupakan sesuatu yang wajar tatkala imbal hasil obligasi 10y berada dikisaran 8 peraen. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa para pelaku pasar dan investor bisa masuk secara berkala.
Sementara itu, imbal hasil Obligasi Indonesia 10y ditutup menguat di 7,98 persen dibandingkan hari sebelumnya di 8,01 persen. Imbal hasil obligasi 20y melemah di 8,42 persen dibandingkan hari sebelumnya di 8,41 persen.

0 comments