Mardiono Terpilih Menjadi Ketua Umum Secara Aklamasi di Tengah Kericuhan Muktamar PPP

IVOOX.id – Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum definitif periode 2025-2030 dalam Muktamar ke-10 di Jakarta meski diwarnai kericuhan yang menimbulkan korban cedera.
Mardiono menyampaikan bahwa keputusan aklamasi diambil untuk menyelamatkan jalannya Muktamar yang dinilai sudah berada dalam situasi darurat.
Ia menyebut sejumlah kader mengalami luka di bagian kepala dan bibir akibat kericuhan yang terjadi dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
"Ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum. Dalam demokrasi tidak boleh diciderai oleh hal-hal yang tidak konstitusional,," kata Mardiono di Jakarta, Sabtu (27/9/2025), dikutip dari Antara.
Ia menegaskan keputusan Pimpinan Sidang dan Ketua Panitia Pelaksana mempercepat proses pemilihan dibenarkan oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Mardiono menyebut langkah mempercepat proses pemilihan didasarkan pada Pasal 11 AD/ART PPP sebagai upaya penyelamatan forum agar tidak berlarut dalam keributan.
Dari total peserta, Ia menyebut sekitar 80 persen menyatakan setuju agar Muktamar ke-10 mengambil langkah cepat dengan memilih ketua umum secara aklamasi.
Mardiono mengatakan kericuhan tidak seharusnya terjadi dalam forum musyawarah tertinggi partai.
“Ada beberapa kader kami yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya. Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum,” katanya.
Mardiono kemudian menyebut bahwa tanda-tanda gangguan sudah terlihat sejak awal Muktamar. Ia menduga ada kelompok yang tampaknya memiliki agenda tertentu dalam Muktamar kali ini.
“Sejak awal sudah ada gelagat pihak-pihak lain yang akan memaksakan kehendak dalam proses Muktamar ini untuk kepentingan tertentu,” katanya.
Forum Muktamar dalam pemilihan sendiri berjalan secara tertutup, dan hanya dihadiri internal partai. Namun Ia menyebut pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV yang akan menjadi bukti bagi kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
“Ada CCTV, nanti polisi akan melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Mardiono menegaskan dirinya tidak pernah mendeklarasikan pencalonan atau membentuk tim sukses.
Dorongan agar ia kembali memimpin partai datang dari mayoritas pengurus wilayah melalui rapat kerja wilayah (Rakerwil) maupun rapat pimpinan wilayah (Rapimwil).
"Kalau memang organisasi ini memanggil, ya itu sudah menjadi kewajiban saya," ucap Mardiono.
Pimpinan sidang Amir Uskara menyampaikan palu diketuk setelah seluruh peserta muktamar sepakat memilih Mardiono.
"Saya bacakan, saya langsung meminta kesepakatan. Mereka setuju dan saya ketuk palu," ujar Amir, dikutip dari Antara.
Amir menambahkan, dinamika sempat berlangsung sengit dalam pembahasan tata tertib, tetapi keputusan final sudah diambil sebelum kericuhan kembali pecah.
Ia menyebut 30 ketua DPW hadir dan memberikan dukungan.
Amir menyayangkan dinamika sidang yang memanas hingga kursi terbalik.
Namun, ia memastikan keputusan aklamasi pemilihan ketua umum telah sah diambil sebelum kericuhan terjadi.
Dia menegaskan forum Muktamar ke-10 telah sah memilih Muhammad Mardiono secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
“Keributan berlangsung setelah palu aklamasi diketuk. Jadi secara formal Muktamar sudah memutuskan,” ujarnya.
Muktamar X PPP juga membentuk formatur yang terdiri atas lima perwakilan DPW dan tiga dari DPP mendampingi Mardiono dalam menyusun struktur pengurus.
Rangkaian kegiatan akan dilanjutkan dengan bimbingan teknis pada Senin, 29 September 2025, nanti.
Diketahui, PPP berdiri pada 1973 dan hingga kini AD/ART partai tidak pernah diubah dalam setiap Muktamar, termasuk dalam forum yang ke-10 ini.

0 comments