Marak Kasus Intoleransi, Natalius Pigai Dukung Kurikulum Cinta Gagasan Menag Nasaruddin untuk Bangun Toleransi | IVoox Indonesia

August 21, 2025

Marak Kasus Intoleransi, Natalius Pigai Dukung Kurikulum Cinta Gagasan Menag Nasaruddin untuk Bangun Toleransi

Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai
Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai dalam kunjungannya ke Kementerian Keagamaan pada Kamis (7/8/2025). IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengunjungi kantor Kementerian Agama di Jakarta pada Kamis, 7 Agustus 2025, untuk melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam ini membahas sejumlah isu penting, terutama terkait upaya membangun harmoni antarumat beragama di Indonesia.

Pigai menekankan bahwa pembahasan tersebut tidak hanya sebatas reaksi atas isu-isu terkini, melainkan menyentuh aspek yang lebih mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kita bicara mengenai bagaimana membangun harmoni antar komunitas bangsa di Republik Indonesia. Karena harmoni yang lebih fundamental,” kata Pigai usai pertemuan.

Ia memberikan apresiasi terhadap pendekatan Nasaruddin dalam merancang Kurikulum Cinta, sebuah konsep pendidikan yang bertujuan menguatkan nilai-nilai kasih sayang, penghargaan, dan empati antar manusia tanpa memandang latar belakang suku, agama, maupun budaya. “Setelah saya mendengar banyak pandangan dari Menteri Agama, apa yang dilakukan oleh Menteri Agama adalah hal yang sifatnya fundamental. Fundamental, jadi tidak evolutif, tidak revolutif atau evolutif gradual. Tidak gradualistik, tapi fundamental, sangat fundamental,” kata Pigai.

Menurutnya, jika kurikulum ini diterapkan secara masif dan konsisten, Indonesia akan memasuki era baru toleransi. “Maka kita akan menikmati salah satu surplus. Surplus toleransi di Indonesia dan surplus penghormatan antar umat beragama di Indonesia akan terjadi pada masa yang akan datang,” ujarnya.

Pigai juga meminta masyarakat untuk menghargai dan mendukung langkah Kementerian Agama yang tengah merumuskan Kurikulum Cinta ini. Ia menyebut, pendekatan yang dilakukan Nasaruddin sangat substansial dan perlu waktu untuk membuahkan hasil yang nyata. “Nanti hasilnya itu 3 tahun, 2 tahun atau mungkin 4 tahun baru akan rasakan. Kurikulum cinta ini kan mengubah fundamental. Sangat fundamental tentang bagaimana membangun cinta. Cinta antar sesama manusia, sesama agama, warga negara dengan pemimpin atau pemerintah,” ujar Pigai.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa cinta yang dimaksud mencakup relasi menyeluruh antara manusia dengan sesama, dengan alam, dengan pemimpinnya, dan dengan Tuhan. “Cinta kepada Tuhan, cinta kepada alam, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada pemimpinnya dan cinta kepada seluruh kehidupan yang ada di dalam bumi negara Republik Indonesia,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply