Manfaatkan Peluang di Masa Covid 19, Penyuluh dan Petani Diminta Genjot Pangan Lokal

IVOOX.id, Jakarta - Pandemi Covid 19 yang kian menjadi tidak hanya membatasi ruang gerak dan aktivitas masyarakat tetapi juga mempengaruhi kondisi ekonomi yang akhirnya mengurangi kemampuan masyarakat untuk memperoleh pangannya.
Pemerintah berupaya keras agar masyarakat tetap memperoleh kebutuhan pangan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam berbagai kesempatan masalah pangan tidak boleh lengah dan masyarakt tidak perlu khawatir akan ketersediaan pangan.
“Masyarakat jangan cemas dengan bahan pokok nasional selama menghadapi Covid 19, bulan suci ramadhan hingga hari raya lebaran 2020 mendatang. "Hitungan neraca pangan kita cukup. Sebelas kebutuhan pokok kita seperti daging, beras, cabai, jagung dan minyak cukup. Hanya ada 3 yang bersoal yaitu daging, gula dan bawang putih”,ujar Mentan Syahrul.
Terkait arahan Mentan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menuturkan menyikapi masa pandemi covid 19 yang belum bisa kita pastikan kapan berakhirnya, namun sektor pertanian sebagai sumber utama pangan tidak boleh ikut melemah.
“Pertanian harus tetap kuat, apapun yang terjadi pertanian tidak boleh berhenti. Justru di kondisi ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan khususnya bagi unsur penggerak seperti pelaku utama dan pelaku usaha pertanian”, ujar Dedi sapaanya.
Lebih lanjut dikatakan Dedi saat memaparkan di acara Mentan Sapa Petani pada Jumat (24/4), dari 11 komoditas bahan pokok yang rentan yaitu gula, bawang putih dan daging sapi. Petani bisa manfaatkan peluang ini untuk menggenjot produksi pangan varietas lokal, tentunya dengan pendampingan dari para penyuluh pertanian yang ada di Kostratani.
“Awal wabah covid 19 pasokan bahan baku ke dalam negeri sempat mengalami hambatan dikarenakan ada beberapa negara pengimpor yang memberlakukan lockdown. Kondisi ini menjadi tantangan dan peluang untuk penyuluh dan petani kita menggenjot produksi pangan lokal. Apalagi negara kita negara yang tropis,subur, dan agraris. Seperti contohnya kelapa yang dimana saja bisa tumbuh, dan dibuat menjadi gula aren pengganti gula putih bahkan lebih sehat, bawang putih varietas lokal kita yang rasanya justru lebih enak, umbi-umbian pengganti karbohidrat yang justru lebih sehat dan masih banyak lainnya” tegas Dedi.
Menurutnya, di masa kondisi covid 19 ini tak jarang masyarakat justru beralih mengkonsumsi pangan lokal karena terbukti lebih sehat, alami dan tanpa efek samping. Seperti tanaman herbal empon-empon yang terdiri dari kunyit, sereh, temulawak, jahe, secang kini menjadi primadona karena mampu meningkatkan imunitas tubuh dan melawan covid 19.
Ada lagi tanaman jeruk lemon lokal yang kini menjadi incaran masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari terserang virus. “Lemon lokal tidak kalah dengan lemon impor, airnya banyak rasanya enak dan harganya lebih murah dibandingkan dengan lemon impor dan masih banyak pangan lokal lainnya yang menjadi peluang usaha pertanian dan masih banyak pangan lokal lainnya”, pungkas Dedi.
Selain itu, Dedi juga meminta kepada petani khususnya petani milenial agar terus mengejar peluang ini. “Manfaatkan peluang dari hulu hingga hilirnya. Dari tanam hingga meja makan. Kejar produksi dengan tehnik dan cara yang modern, kejar distribusinya dengan manfaatkan teknologi online sistem, dan kembangkan usaha olahan pangannya jadi panganan sehat yang bisa dikonsumsi masyarakat terutama di masa covid 19 seperti ini. Ayo penyuluh dorong petani kita genjot pangan lokal”, ujarnya.
Terlebih saat ini petani milenial sudah banyak berinovasi mengembangkan usaha taninya dalam hal distribusi produk pertanian melalui online sistem sehingga masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan pangan.
Dedi berharap penyuluh dan petani bisa bergerak bersama meningkatkan produksi pangan lokal “Saya berharap Penyuluh dan petani genjot produksi pangan lokal untuk gantikan pangan impor dan khususnya saya juga minta ke Duta Petani Milenial yang merupakan start up pertanian di seluruh wilayah di Indonesia agar gencar mendistribusikan produk pangan lokal unggulan di wilayahnya dengan
metode modern dan mudah didapat masyarakat”, tegas Dedi Nursyamsi.

0 comments