Mahasiswa Sepakat Tak Pilih Pemimpin Gendeng Dalam Pilpres | IVoox Indonesia

June 9, 2025

Mahasiswa Sepakat Tak Pilih Pemimpin Gendeng Dalam Pilpres

Mahasiswa-Sepakat-Tak-Pilih-Pemimpin-Gendeng-Dalam-Pilpres-doc.gendeng-ivoox.id_

IVOOX.id,

Jakarta - Sejumlah aktivis mahasiswa nyatakan setuju dengan pernyataan yang dilontarkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengenai iimbauan agar rakyat tidak memilih pemimpin gendeng atau gila.


Hal itu karena Indonesia merupakan negara besar, di mana pemimpinnya harus mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada di dalam negeri sehingga dapat melindungi rakyatnya.


“Negara kita ini memiliki banyak suku, adat dan budaya. Kemudian, dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 jelas dikatakan bahwa visi bangsa Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Jadi pemimpin atau presiden yang terpilih nanti harusnya seseorang yang memiliki kompetensi, yang sesuai dengan visi Indonesia itu, bukan orang gendeng atau gila seperti yang diungkapkan oleh Pak Wiranto,” kata Nasrullah Hamid yang, ketua BEM Universitas Paramadina dalam keterangan tertulisnya.


Ia pun memahami maksud dari pemimpin gendeng yang disampaikan Wiranto. Menurutnya, pemimpin itu harus bisa ditiru sifatnya oleh rakyat dan juga bisa diandalkan untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada di Tanah Air.


Selain itu, pemimpin juga harus bisa melindungi rakyat dari berbagai ancaman yang ada saat ini seperti narkoba, terorisme, radikalisme, hoax, dan sebagainya.


“Pemimpin itu harus bisa melindungi rakyatnya dari berbagai ancaman seperti narkoba, terorisme, radikalisme dan juga hoaks. Kalau pemimpinnya justru menyebarkan hoaks dan menimbulkan keresahan di masyarakat lalu bagaimana dengan kondisi Indonesia ke depan?” katanya.


“Pemimpin juga harus memiliki kompetensi, integritas yang tinggi dan yang pasti tidak gendeng. Gendeng itukan artinya gila,” sambungnya.


Menurut Ketua DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli HAM (AMPUH) Ahmad Nabil Bintang, istilah pemimpin gendeng yang dimaksud Wiranto juga bisa merujuk dari rekam jejak calon presiden.


Ia menilai bahwa Capres haruslah orang yang baik, tidak pernah terlibat dalam kasus apalagi pelanggaran HAM, dan juga tidak otoriter juga tidak ada masalah dengan korupsi.


"Dengan adanya internet kami yang milenial ini dapat dengan mudah mengetahui rekam jejak seseorang , kasus kasus apa yang menimpanya di masa lalu baik soal HAM maupun soal dugaan korupsi , mudah sekali karena selalu ada jejak digitalnya," katanya.


Nabil menilai pemimpin haruslah orang yang memiliki rekam jejak baik, tidak pernah punya masalah di masa lalu apalagi pernah terlibat dalam kasus pelanggaran HAM.


"Seorang pemimpin haruslah sosok yang merakyat, tidak pernah mencaci maki, menghina, apalagi sampai menyebarkan berita-berita bohong yang menimbulkan pesimisme bagi rakyatnya,” ujarnya.


Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto meminta rakyat untuk tidak memilih pemimpin gendeng atau gila.


“Kalau pilih pemimpin itu jangan yang lucu, jangan yang gendeng. Pemimpin yang baik itu harus punya kompetensi,” kata Wiranto dalam acara silaturahmi bersama BNN di Jakarta, Kamis (31/1) malam.


Merujuk pendapat psikiater Dadang Hawari, kata Wiranto, seorang pemimpin setidaknya harus memenuhi sejumlah kriteria yakni kecerdasan, kemampuan emosional, kreativitas, dan spiritual.


“Bahasa sederhanya pilih yang tawadhu, sabar, nah tapi ini kalau dibacutke (lanjutkan) kampanye saya,” katanya.(Adhi teguh)

0 comments

    Leave a Reply