LPG 3 kg Langka, Buruh Akan Gelar Aksi Demo di Kementerian ESDM | IVoox Indonesia

May 8, 2025

LPG 3 kg Langka, Buruh Akan Gelar Aksi Demo di Kementerian ESDM

antarafoto-operasi-pasar-lpg3kg-1692024-tpp-1
Warga antre untuk membeli gas elpiji 3 kg saat pelaksanaan operasi pasar di Batam, Kepulauan Riau, Senin (16/9/2024). Disperindag Kota Batam bersama Pertamina menggelar operasi pasar dengan menyediakan 4.480 tabung gas elpiji ukuran 3 kg di tiga lokasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat yang mengeluhkan kelangkaan gas elpiji. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

IVOOX.id – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh akan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu, 5 Februari 2025, pukul 10.00 WIB. Aksi unjuk rasa dilakukan menyikapi kebijakan larangan penjualan gas LPG 3 kg di tingkat eceran/warung.

Presiden KSPI dan Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan, kebijakan ini telah menyebabkan kelangkaan gas dan menyulitkan masyarakat kecil, termasuk buruh, pedagang kecil, serta masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada gas LPG 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari.

"Penyebab kelangkaan, LPG 3 kg mulai langka setelah Kementerian ESDM melarang pengecer menjual gas bersubsidi tersebut per 1 Februari 2025. Kini, gas melon hanya tersedia di pangkalan resmi. Sementara itu, keterbatasan stok BBM juga dilaporkan di SPBU swasta, menimbulkan pertanyaan terkait penyebab dan dampak dari fenomena ini," ujar Said dalam siaran pers Selasa (4/2/2025).

Dalam aksi ujuk rasa yang akan dilakukan besok, KSPI dan Partai Buruh mengajukan tiga tuntutan utama, pertama ketersediaan Gas LPG 3 kg untuk masyarakat harus terjamin dan tidak boleh langka. Kedua pemerintah harus mengembalikan sistem penjualan Gas LPG 3 kg ke tingkat eceran/warung seperti kondisi sebelumnya. Ketiga Menteri ESDM diminta mundur karena kebijakan yang menyusahkan masyarakat.

“Kebijakan Menteri ESDM yang melarang penjualan gas LPG 3 kg di warung adalah kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Akibatnya, masyarakat kecil, termasuk buruh dan pedagang kaki lima seperti penjual gorengan, semakin terimpit,” ujar Said Iqbal.

0 comments

    Leave a Reply