Litbang KLHK Luncurkan Brand Produk Unggulan Hasil Hutan

IVOOX.id, Jakarta - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) memiliki terobosan teknologi pengolahan limbah batang sawit, sebagai bahan alternatif bahan baku industri perkayuan. Peneliti P3HH berhasil mengolah batang sawit menjadi produk perkayuan, seperti kayu lapis, flooring, pintu, dan produk ikutan lainnya seperti perekat kayu.
“Kehadiran teknologi seperti ini, perlu dibarengi dengan marketing produk IPTEK, sehingga menjadikan sebuah hasil karya litbang berdaya guna, dan memberikan kemanfaatan yang optimal, bahkan mampu memberikan multiplyer effect positif yang dapat berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya dan peningkatan perekonomian masyarakat,” ujar Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi KLHK, Agus Justianto, saat acara Peluncuran Brand dan Diseminasi Karya Unggulan P3HH, di Jakarta, Senin (24/02/2020).
Pada kesempatan tersebut, P3HH juga menampilkan karya unggulan yang telah dihasilkan yaitu teknologi arang terpadu, teknologi manufacture super heating reactor, teknologi nano preservative dalam pengawetan kayu, dan pemanenan hutan ramah lingkungan.
Dalam pemanfaatan hutan secara lestari, para peneliti P3HH berhasil menghasilkan teknik pemanenan hutan ramah lingkungan dengan teknik tree length logging. Dengan teknik ini, diharapkan diameter batang kayu yang dapat disarad dalam pemanenan kayu di hutan dapat mencapai ukuran 30 cm sehingga pengaturan pembagian batang menjadi lebih tepat dan mudah, dan penambahan volume di atas batang cabang utama.
IPTEK arang terpadu yang mengolah limbah menjadi arang aktif, arang kompos, dan asap cair merupakan teknologi yang banyak diminati masyarakat untuk meningkatkan produktivitas tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan banyak manfaat lainnya. Dalam bidang ini, P3HH akan mengembangkan teknologi manufacture super heating reactor skala industri dan mendorong komersialisasi produk.
Sementara itu, dalam rangka efisiensi pemanfaatan sumberdaya hutan, P3HH telah mengembangkan teknik pengawetan dan akan terus menghasilkan invensi untuk menghasilkan teknologi nano preservative. Teknologi nano preservative merupakan teknologi pengawetan kayu dengan memanfaatkan bahan pengawet kayu dalam ukuran nano. Nanoteknologi telah diindikasikan sebagai solusi untuk pengawetan kayu, karena pengawet kayu dapat digunakan dalam konsentrasi rendah dan memberikan hasil yang optimal dalam hal perlindungan kayu tanpa perubahan warna.
Berbagai IPTEK hasil hutan telah dihasilkan oleh para peneliti P3HH tersebut, perlu dikomunikasikan secara luas di masyarakat. IPTEK dan inovasi juga harus dipastikan dapat diketahui, dan dikenal oleh para pemangku kepentingan, agar dapat membantu memberikan dasar ilmiah dalam penyelesaian berbagai isu terkait lingkungan hidup, dan kehutanan.
“Agar IPTEK memberikan manfaat yang maksimal, perlu diikuti dengan komersialisasi menjadi sebuah inovasi. Dalam konteks ini, membangun brand sangat diperlukan. Brand dapat membangun kepercayaan publik sekaligus opini positif atas eksistensi, dan kinerja suatu lembaga litbang. Hal ini akan mendorong pengguna, dan calon pengguna mengenal, dan akhirnya mengadopsi IPTEK yang ditawarkan,” tutur Agus.
Menghadapi tantangan tersebut, P3HH menghadirkan brand untuk memudahkan para pemangku kepentingan mengenal P3HH sebagai upaya nyata dalam meningkatkan kemanfaatan IPTEK pengolahan hasil hutan.
“Untuk mendukung upaya dimaksud, P3HH melaksanakan “Diseminasi brand dan karya unggulan P3HH” pada tanggal 24 Februari 2020 dengan mengundang para pemangku kepentingan seperti kementerian/lembaga terkait, pelaku usaha, dan awak media,” kata Plt. Kepala P3HH Djati Witjaksono Hadi dalam laporannya.
Brand P3HH yang diluncurkan yaitu “FORPRO” dengan tagline “More than technology”. FORPRO merupakan akronim dari Forest Products dimaksudkan untuk memudahkan publik mengenal P3HH atas karya-karya besar yang telah dihasilkan. Tagline More than Technolgy diangkat untuk memancing keingintahuan publik atas kiprah dan inovasi hasil litbang lainnya, tidak hanya sebatas teknologi yang dihasilkan.
Dengan terselenggranya acara ini, diharapkan “FORPRO - more than technology” semakin dikenal dengan berbagai karya unggulannya untuk dapat diaplikasikan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan berkelanjutan.

0 comments