Listrik di Aceh Padam, PLN Sebut Upaya Pemulihan Sudah di Tahap Finishing | IVoox Indonesia

October 6, 2025

Listrik di Aceh Padam, PLN Sebut Upaya Pemulihan Sudah di Tahap Finishing

General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir
General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir saat memberikan keterangan terkait kondisi listrik di Aceh usai melaksanakan pertemuan dengan Komisi III DPRA, di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025). (ANTARA/Rahmat Fajri)

IVOOX.id – Aceh mengalami pemadaman listrik sejak Senin, 29 September 2025. PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh memastikan kondisi arus listrik di Aceh bakal pulih atau normal karena proses pemulihannya sudah hampir mencapai tahapan finishing atau sinkronisasi.

"Kami mohon doanya, semoga segera normal, tahap perbaikan sudah sampai ketujuh, sudah akhir," kata kata General Manager PLN UID Aceh, Mundakhir, di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Antara.

Pernyataan itu disampaikan Mundakhir saat memberikan penjelasan kepada Komisi III DPR Aceh yang melakukan inspeksi ke kantor perusahaan listrik negara tersebut, di Banda Aceh.

Sebagai informasi, sejak Senin, 29 September 2025, Aceh mengalami pemadaman listrik dan masih berlangsung hingga hari ini. Sampai saat ini, proses perbaikan juga tak kunjung selesai.

Mundakhir menjelaskan, pemadaman listrik ini saat adanya pekerjaan perbaikan di wilayah PLTMG Arun dan Bireuen. Tetapi, di waktu bersamaan, ternyata juga terjadi trouble di PLTU Nagan Raya. Sehingga, terjadi pemadaman.

Ia menuturkan, proses perbaikan sudah dilaksanakan sejak Senin, tetapi di lapangan masih terdapat kendala teknis, sehingga prosesnya terus diulang. Tetapi, hari ini sudah sampai tahapan terakhir.

"Kalau tadi sudah di tahapan itu (ketujuh), tidak lama lagi akan normal. Maka, perbaikan ini terus kita kawal harapan. Mohon doanya," ujarnya.

Dirinya menyampaikan, pada dasarnya listrik Aceh surplus sebesar 399 megawatt. Di mana, dari jumlah daya yang tersedia mencapai 1.013 megawatt, sedangkan beban puncaknya hanya 614 megawatt.

Tetapi, karena terjadi permasalahan atau trouble di Nagan Raya, daya yang tersedia tidak dapat digunakan. Karena itu, proses pemulihannya terus berjalan.

Saat ini, lanjut dia, akibat terjadinya trouble, beban arus listrik yang bisa didistribusikan untuk masyarakat hanya sebesar 357,7 megawatt. Kemudian, mendapat bantuan transfer dari dari Sumatera Utara 84,1 megawatt.

"Beban kita saat ini 357,7, dan ada transfer dari Sumut 84,1. Jadi selama ada kerusakan disuplai sementara dari Sumut 84,1," katanya.

Dirinya menegaskan, terkait penyebab sebenarnya terjadinya trouble tersebut belum dapat dipastikan, karena masih harus menunggu adanya hasil investigasi dari tim independen dan juga kementerian ESDM.

"Untuk masalah utamanya masih dalam investigasi, setelah itu baru ketahuan apa masalah sebenarnya. Mohon dukungannya untuk kita terus lakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat," demikian Mundhakir.

Suasana di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Rabu (1/10). ANTARA/HO-Humas DPMPTSP

Suasana di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Rabu (1/10). ANTARA/HO-Humas DPMPTSP

Layanan Perizinan DPMPTSP Aceh Terhenti

Sebelumnya, aktivitas pelayanan perizinan dan investasi di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh terhenti karena perangkat elektronik rusak akibat pemadaman listrik, kata pejabat setempat.

"Rentetan pemadaman yang diikuti arus listrik yang tidak stabil telah merusak puluhan perangkat elektronik dan secara teknis kami tidak dapat beroperasi sama sekali," kata Plt Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan insiden bermula pada Senin, 29 September 2025, ketika terjadi beberapa kali pemadaman listrik di area tersebut.

Kerusakan diduga kuat terjadi saat arus listrik kembali menyala, yang menyebabkan lonjakan tegangan tidak terkendali dan merusak komponen-komponen sensitif pada perangkat perkantoran.

Situasi tersebut baru disadari sepenuhnya pada Selasa, 30 September 2025, pagi saat para staf menemukan sebagian besar komputer di meja layanan dan ruang pengolahan data gagal dinyalakan. Dan beberapa perangkat bahkan dilaporkan mengeluarkan bau hangus, menandakan adanya kerusakan internal.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf yang mendalam, terutama kepada para pelaku usaha.

"Kami memahami kekecewaan para pelaku usaha yang jadwal investasinya mungkin terganggu. Kondisi ini memaksa kami menghentikan layanan demi mencegah risiko kerusakan lebih lanjut. Kami memohon kesabaran dan pengertian dari semua pihak," katanya.

Insiden ini dikhawatirkan dapat menghambat laju investasi baru dan ekspansi usaha di Aceh, karena setiap hari penundaan berpotensi menunda realisasi proyek dan pembukaan lapangan kerja baru.

Pihak DPMPTSP telah membentuk tim khusus yang bertugas melakukan asesmen mendalam untuk perbaikan serta memulai proses pengadaan darurat untuk mengganti perangkat yang rusak total.

Untuk sementara waktu, masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tidak datang langsung ke kantor pelayanan DPMPTSP Aceh.

Informasi terkini mengenai perkembangan situasi akan disampaikan secara berkala melalui situs web dan media sosial resmi instansi tersebut.

"Kami akan bekerja siang dan malam untuk memastikan layanan bisa kembali normal sesegera mungkin. Transparansi informasi selama masa krisis ini adalah prioritas kami untuk kembali melayani masyarakat Aceh dengan lebih baik," katanya.

Sekretaris DPMPTSP Aceh, M.Aqsha menyebutkan aset-aset yang menjadi tulang punggung operasional dan kini tidak berfungsi meliputi 50 unit komputer (PC), 10 unit printer, lima unit pendingin udara (AC) sentral, satu unit lift elevator, serta lima unit televisi yang berfungsi sebagai media informasi digital.

“Tanpa komputer yang berfungsi, petugas tidak dapat mengakses basis data, melakukan verifikasi berkas, ataupun memproses permohonan," katanya.

0 comments

    Leave a Reply