April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Libatkan Anak, KPAI Kecam Keras Teror Bom Gereja Surabaya

IVOOX.id, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam keras aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Sebab, aksi teror itu melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Kami mengecam keras penyerangan bom yang tidak berperikemanusiaan dimaksud. Ini pelanggaran serius dan tidak seharusnya terjadi," kata Ketua KPAI Susanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/5/2018).

Aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja itu terjadi pada Minggu (13/5). Kedua orang tua bernama Dita Oepriarto dan Puji Kuswati melibatkan empat orang anaknya untuk melakukan aksi di tiga gereja: Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuna, GKI Diponegoro, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Atas peristiwa itu, juga ada sejumlah anak lain yang ikut tewas karena berada di sekitar lokasi gereja. Karena itu, KPAI akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan jumlah anak yang menjadi korban dalam tragedi kemanusiaan itu.

"Saat ini serangan bom menimpa 3 Gereja di Surabaya, mengakibatkan 6 orang meninggal, 33 korban masuk rumah sakit. Anak juga menjadi korban atas keganasan teror tersebut," ucap Susanto.

"KPAI menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya sejumlah korban, termasuk anak. Untuk memastikan jumlah korban anak, kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian," imbuhnya.

KPAI pun mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada. Susanto berharap masyarakat bisa proaktif melaporkan jika ada kejadian janggal di sekitarnya agar peristiwa serupa tak terulang.

"Kepada masyarakat luas, agar selalu berhati-hati, tidak perlu takut dan terus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait termasuk pihak kepolisian, untuk mencegah segala bentuk potensi kejadian berulang. Kerja sama sinergis merupakan kekuatan besar bagi upaya mewujudkan kehidupan yang aman, damai, dan tanpa teror," tutur dia.

Kasus bom bunuh di tiga gereja ini diketahui melibatkan satu keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu beserta empat orang anak. Sang ayah, Dita Oepriarto meledakkan diri di GPPS Jalan Arjuna. Sementara itu, si ibu, Puji Kuswati meledakkan diri bersama kedua orang putrinya berinisial FS dan PR di GKI Jalan Diponegoro.

Kemudian, dua orang anak laki-laki Dita dan Puji meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. YF dan FH bergerak terpisah dengan kedua orang tuanya naik sepeda motor dan meledakkan diri.

0 comments

    Leave a Reply