Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, DPR RI Desak Evaluasi Total Prosedur Pemusnahan | IVoox Indonesia

May 17, 2025

Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, DPR RI Desak Evaluasi Total Prosedur Pemusnahan

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono. ANTARA/Narda Margaretha Sinambela

IVOOX.id – Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ledakan amunisi yang menewaskan 13 orang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025). Peristiwa tersebut menewaskan empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil, setelah proses pemusnahan amunisi kadaluwarsa yang dilakukan oleh pihak militer.

Sebagai wakil rakyat yang membidangi urusan pertahanan, Dave menilai kejadian ini harus menjadi momentum untuk mengevaluasi secara menyeluruh kebijakan dan standar operasional dalam pemusnahan amunisi tidak layak pakai. “Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas insiden tragis ledakan amunisi tak layak pakai di Garut yang menyebabkan 13 korban jiwa, termasuk anggota TNI dan warga sipil,” ujar Dave dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id, Senin (12/5/2025).

Ia menegaskan pentingnya investigasi menyeluruh guna mengungkap apakah semua prosedur telah dijalankan sesuai standar dan apakah ada kelalaian dalam prosesnya. “Kejadian ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang. Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar, dan mendorong revisi kebijakan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” katanya.

Dalam pernyataannya, Dave turut mendorong agar TNI dan pemerintah memperketat pengawasan serta melakukan audit menyeluruh terhadap keamanan prosedur pemusnahan. Tak kalah penting, ia menekankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat sekitar area peledakan agar mereka tidak mendekat pasca-proses berlangsung. “Rekomendasi kepada pemerintah dan TNI yang diberikan mencakup peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, serta pemberian santunan bagi keluarga korban,” kata Dave.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, telah menjelaskan bahwa amunisi yang diledakkan terdiri dari berbagai jenis granat dan mortir yang sudah kedaluwarsa. Ia menuturkan bahwa pemusnahan amunisi kadaluwarsa merupakan prosedur rutin guna mencegah risiko jika disimpan terlalu lama. “Ada beberapa macam granat, ada sisa mortir yang memang tidak sempat dipakai tapi sudah lewat masa pakainya, sehingga amunisi-amunisi tersebut memang rutin kita musnahkan,” ujarnya.

Namun nahas, setelah proses peledakan awal selesai, beberapa warga dilaporkan mendekati lokasi untuk mengumpulkan serpihan logam. Dugaan sementara menyebutkan ledakan kedua terjadi akibat sisa amunisi aktif yang belum meledak saat tahap pertama. “Setelah peledakan, masyarakat datang untuk mengambil serpihan logam seperti tembaga atau besi bekas granat. Mungkin saat itulah terjadi ledakan kedua,” ujar Kristomei.

Dave berharap tragedi ini bisa menjadi pelajaran penting dan mendorong langkah konkret dari pemerintah serta TNI untuk meningkatkan keselamatan publik di masa depan. “Diharapkan pemerintah dan TNI segera mengambil langkah konkret guna memastikan keamanan masyarakat ke depannya,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply