Lebih 80% Populasi Sudah Divaksinasi, Singapura Malah Alami Kasus Harian Tertinggi Sejak Pandemi

IVOOX.id, Singapura - Singapura mengatakan pada hari Jumat akan memperketat pembatasan Covid-19 untuk membatasi pertemuan sosial hingga dua orang atau lebih dan menerapkan bekerja dari rumah, dalam upaya untuk menahan lonjakan infeksi dan mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan.

Meskipun upaya vaksinasi cepat, negara-kota telah mengalami lebih dari 1.000 kasus harian minggu ini, termasuk 1.504 pada hari Kamis, jumlah tertinggi sejak awal pandemi.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, kementerian kesehatan mengatakan: "banyak orang positif COVID dengan gejala ringan mencari perhatian medis di rumah sakit kami ketika itu mungkin tidak diperlukan."

Dengan 82% populasi yang divaksinasi penuh, sekitar 98% kasus virus corona dalam empat minggu terakhir tidak memiliki atau gejala ringan, katanya dalam sebuah laporan sehari sebelumnya.

Para menteri Singapura mengatakan kepada media briefing pada hari Jumat bahwa lonjakan kasus Covid-19 di pulau berpenduduk 5,7 juta orang itu telah memberikan tekanan “luar biasa” pada sistem perawatan kesehatannya.

Pembatasan terbaru mulai berlaku pada hari Senin dan akan berlangsung hingga 24 Oktober.

Gan Kim Yong, menteri perdagangan dan salah satu ketua gugus tugas virus corona pemerintah, mengatakan itu adalah "keputusan yang sangat sulit" untuk memperketat pembatasan lagi karena dampaknya pada bisnis dan orang-orang. Tetapi dia mengatakan pada pengarahan itu “itu akan memungkinkan kita untuk memperlambat kecepatan peningkatan (infeksi) dan menghindari membebani petugas kesehatan kita.”

Pejabat kesehatan mengatakan infeksi telah berlipat ganda setiap delapan hari, dan tanpa tindakan baru dapat melonjak menjadi 6.000 sehari dalam beberapa minggu.

Untuk kasus Covid-19 ringan, pihak berwenang juga berusaha mengatur agar lebih banyak orang pulih di rumah dan meningkatkan fasilitas isolasi.

Upaya Singapura untuk mendorong lebih banyak pasien Covid-19 untuk tinggal di rumah menyebabkan beberapa kebingungan minggu ini, dengan hotline kewalahan oleh panggilan.

Untuk lebih melindungi populasinya, negara Asia Tenggara ini juga memperluas program suntikan vaksin booster untuk mencakup mereka yang berusia 50 hingga 59 tahun mulai awal Oktober.(CNBC)