Kurs Rupiah Seharusnya Dibandingkan Terhadap Kurs Renminbi | IVoox Indonesia

May 12, 2025

Kurs Rupiah Seharusnya Dibandingkan Terhadap Kurs Renminbi

1

iVooxid, Jakarta - Kurs rupiah saat ini seharusnya dibandingkan terhadap kurs mata uang negara yang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia. Karena itu, perbandingan nilai tukar rupiah dengan Dolar AS saat ini dinilai kurang tepat.

“Perbandingan kurs Dolar AS dengan nilai tukar rupiah saat ini tidak lagi menjadi tolok ukur yang tepat bagi perekonomian Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).

Menurut Presiden Joko Widodo, porsi perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) saat ini hanya sekitar 10-11% dan AS bukan mitra dagang terbesar bagi Indonesia. “Jadi, jangan sampai angka 10-11% tersebut mendominasi persepsi ekonomi karena kurs dolar AS dan rupiah tadi. Kalau persepsi kita masih seperti itu bisa berbahaya,” tutur Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo mengatakan, mitra dagang terbesar Indonesia saat ini adalah Tiongkok dengan porsi sekitar 15,5%, kemudian disusul oleh Eropa 11,4%, dan Jepang 10,7%. Karena itu, kurs rupiah seharusnya diukur dengan renminbi, mata uang Tiongkok, karena negara tirai bambu tersebut adalah mitra dagang terbesar Indonesia.

“‎Menurut saya, kurs rupiah dan dolar AS bukan lagi merupakan tolok ukur yang tepat. Seharusnya yang relevan adalah kurs rupiah dibandingkan dengan kurs mitra dagang terbesar kita. Kalau Tiongkok terbesar ya, maka rupiah seharusnya dibandingkan dengan renminbi. Ini penting untuk edukasi agar publik tidak hanya memantau kurs pada Dolar AS semata, tetapi ada yang lebih komprehensif,” pungkas Presiden Joko Widodo.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan RI, mengungkapkan, depresiasi kurs rupiah yang terjadi saat ini tidak serta merta membuat Indonesia dirugikan sepenuhnya. Sebab kenyataannya, depresiasi kurs rupiah ternyata mampu meningkatkan penerimaan bagi para eksportir. “Pasalnya, eksportir senang dengan kondisi seperti ini. Memang ada plus minusnya, pada posisi seperti sekarang ini, eksportir yang menikmati,” tegasnya.

Enggartiasto menambahkan, hampir di setiap negara saat ini sedang menyesuaikan kurs mata uang mereka terhadap dolar AS karena apresiasi kurs dolar negeri Paman Sam tersebut. Meski demikian, kurs rupiah sebenarnya lebih stabil ketimbang mata uang negara lainnya. “Kurs rupiah relatif stabil. Jadi jangan diartikan rupiah mengalami depresiasi yang tajam,” imbuhnya.[abr]

0 comments

    Leave a Reply