April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kurs Ringgit Melemah, Harga CPO Malaysia Berpeluang Naik

IVOOX.id, Jakarta - Harga minyak mentah sawit (Crude Palm Oil/CPO) berpeluang mengalami kenaikan seiring dengan pelemahan kurs ringgit dan pemulihan harga minyak nabati lainnya. Demikian diungkapkan Faisyal, analis produk komoditi PT Monex Investindo di Jakarta, Rabu (09/08/2017).

Harga CPO di Bursa Berjangka Malaysia pada Rabu (09/08/2017) pagi dibuka pada level 2.640 ringgit per ton, lebih tinggi 0,53% dibandingkan dengan harga pada Selasa (08/08/2017) di posisi 2.626 ringgit per ton.

Sementara itu, harga CPO pada penutupan Selasa (08/08/2017) tersebut menunjukkan kenaikan sekitar 2%, sekaligus merupakan persentase kenaikan harga tertinggi sejak 25 Juli 2017 lalu.

"Kenaikan harga CPO tersebut dipicu oleh kenaikan harga minyak kedelai di Amerika Serikat dan Dalian serta adanya beberapa aksi short covering karena sudah terjadi posisi jenuh jual (oversold) di sesi perdagangan sebelumnya," ujar Faisyal.

Harga jual minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk kontrak pengiriman Oktober 2017 mendatang naik 0,9%. Sedangkan harga minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange untuk kontrak pengiriman Januari 2018 meningkat 1,4%.

Sedangkan kurs ringgit Malaysia pada pukul 11:00 WIB terpantau di posisi 4,286 per dolar AS, melemah 0,05%. Pelemahan kurs ringgit tersebut mengakibatkan harga CPO menjadi lebih murah bagi pemilik mata uang lainnya.

Menurut Faisyal, harga CPO secara teknikal diperkirakan bergerak pada kisaran 2.615-2.665 ringgit per ton dalam jangka pendek. Titik resistensi harga CPO diperkirakan berada di posisi 2.665 ringgit per ton.

"Jika titik resistensi tersebut dapat ditembus, maka harga CPO akan terus melesat hingga diperkirakan mencapai level 2.690 ringgit per ton," imbuh Faisyal.

Faisyal juga menjelaskan, titik support harga CPO Malaysia tersebut diperkirakan berada di posisi 2.615 ringgit per ton. Jika harga CPO terus melorot dan menyentuh titik support tersebut, maka penurunan harga akan terus berlanjut hingga mencapai 2.585 ringgit per ton.[abr]

0 comments

    Leave a Reply