Kronologi Tragedi Tiga Korban Jiwa dalam Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi | IVoox Indonesia

July 23, 2025

Kronologi Tragedi Tiga Korban Jiwa dalam Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

IMG_20250718_173727
Sejumlah mobil ambulans berjaga di kawasan Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025). ANTARA/Feri Purnama

IVOOX.id - Kericuhan terjadi saat pesta rakyat pada pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina, di Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Garut, Jumat siang.

Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut, terdiri dari seorang anggota kepolisian dan dua warga sipil.

Korban dari unsur kepolisian adalah Bripka Cecep Saeful Bahri (39), personel Bhabinkamtibmas Polsek di jajaran Polres Garut. Ia gugur saat bertugas mengatur alur tamu yang berdesakan di sekitar pintu masuk panggung hiburan rakyat. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan.

“Anggota kami gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut,” kata Hendra di Bandung, dikutip dari Antara, Jumat (18/7/2025).

Menurut Hendra, Cecep sempat membantu warga yang pingsan akibat padatnya kerumunan. Setelah situasi terkendali, ia duduk untuk beristirahat namun tiba-tiba pingsan dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat penanganan medis.

“Setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk. Di saat yang bersangkutan itu beristirahat dan pingsan kemudian meninggal dunia,” jelas Hendra.

Dua warga sipil juga dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Berdasarkan informasi dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Slamet Garut, korban adalah VA (8), warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, dan Dewi Jubaeda (61). Jenazah keduanya berada di RSUD dr Slamet Garut.

Orang tua VA, Mela Puri, membenarkan anaknya menjadi korban dalam insiden tersebut. “Iya, anak saya (meninggal),” ujar Mela di RSUD dr Slamet Garut.

Kericuhan terjadi ketika massa dari berbagai kalangan memadati kawasan panggung hiburan rakyat dan pembagian makan gratis di Alun-Alun Garut dan gerbang utama Pendopo Kabupaten Garut. Saling dorong dan desakan yang tidak terkendali menyebabkan sejumlah warga, termasuk anak-anak dan orang dewasa, terjatuh. Sebagian warga pingsan dan dievakuasi oleh aparat dan tenaga medis yang bersiaga di lokasi.

Salah seorang warga, Aef (55), mengatakan bahwa kerumunan sudah padat sejak sebelum salat Jumat, dan semakin sesak setelahnya. “Sudah penuh, ramai, saling berdesakan,” kata Aef.

Meski telah terjadi kericuhan dan korban jiwa, kegiatan panggung hiburan sempat tetap berlangsung dengan menyanyikan sejumlah lagu di kawasan Alun-Alun Garut.

Menanggapi peristiwa tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan duka cita dan menjanjikan santunan kematian sebesar Rp150 juta per keluarga korban.

“Barusan saya meminta staf saya untuk memberikan santunan sebesar Rp150 juta per keluarga. Ini bagian dari empati saya kepada warga. Pemimpin memang harus begitu,” kata Dedi dalam acara Sunda Karsa Fest: Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2025 di Bandung, Jumat (18/7).

Dedi menyatakan dirinya tidak mengetahui secara detail mengenai acara yang menimbulkan korban tersebut. Ia mengaku hanya dijadwalkan bertemu warga pada kegiatan seni.

“Namun, karena peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita. Semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islam-nya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan keluarga ditambahkan pahalanya,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya dan menantunya. “Saya atas nama Maula dan Putri, mohon maaf sebesar-besarnya atas peristiwa ini,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi siapa pun, terutama keluarganya sendiri, bahwa setiap kegiatan harus direncanakan dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, termasuk keamanan.

“Saya selalu mengimbau agar kegiatan tidak diselenggarakan di ruang sempit dengan jumlah orang yang terlalu banyak. Tapi, karena peristiwa ini sudah terjadi, saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun diselenggarakan oleh kedua mempelai,” ujarnya.

Sementara itu, Dedi menugaskan stafnya untuk datang langsung ke lokasi kejadian, sementara dirinya tetap berada di Bandung mengikuti rangkaian kegiatan PKJB 2025, termasuk peragaan busana bersama putri bungsunya, Ni Hyang.


Penulis: Diana

Kontributor

0 comments

    Leave a Reply