KPU Sebut People Power itu pada 17 April

IVOOX.id, Jakarta -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz berharap agar pemilih bisa menyuarakan suaranya dengan datang langsung ke tempat pemungutan suara (TPS). Pascaputusan Mahkamah Konstitusi, masyarakat yang sudah merekam KTP-E bisa mencoblos dengan menggunakan surat keterangan (suket) dari Dinas Dukcapil.

"Kalau dalam konteks kedaulatan rakyat, itulah yang disebut people power pada 17 April. Semua masyarakat datang di TPS dan masyarakatlah yang menentukan siapa yang menjadi presiden," ungkapnya di Gedung KPU, Menteng, Jakarta, kemarin.

Selain itu, MK juga memutuskan bahwa batas waktu pemilih yang pindah TPS atau yang disebut Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb) mengurus formulir A5 hingga 10 April. Pemilih itu dikategorikan karena sakit, tertimpa bencana alam, menjadi tahanan karena melakukan tindak pidana, dan menjalankan tugas saat pemungutan suara.

"Sesuai putusan MK, bagi yang di rumah sakit, akan dilayani nanti ada petugas kami ke rumah sakit. Kita imbau masyarakat yang saat ini sedang dalam rawat inap hingga lewat 17 April agar keluarganya bisa hubungi KPU kabupaten/kota untuk informasikan hal ini," jelas Viryan.

Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, David Krisna Alka, mengatakan ucapan Amien Rais itu merupakan bentuk kefrustrasian soal politik saat ini. "Pak Amien sebagai tokoh bangsa dan tokoh reformasi harusnya rendah hati, jadi tidak tinggi hati di era demokrasi kita ini," ujarnya di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta, kemarin.

Sebagai kader pemuda Muhammadiyah, David menyerukan semua pihak sebaiknya menyampaikan hal yang menyejukkan iklim demokrasi. "People power ini bisa juga diartikan sebagai kudeta yang memanfaatkan sipil," tandasnya.

Di sisi lain, 12 hari menjelang pemungutan suara, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengungkapkan isu-isu hoaks kian masif beredar. Hoaks teranyar ialah video soal server KPU berada di Singapura yang di-setting menangkan paslon 01. "Saya mendapat info dari Mafindo sementara sudah 142 yang ditenggarai hoaks dan ujaran kebencian dari ribuan yang disampaikan. Potensinya memang semakin ke sini semakin masif atas nama pemenangan," ujarnya saat dihubungi kemarin. (Adhi Teguh)