Korea Utara-Rusia Sepakati Perluasan Kerja Sama Militer | IVoox Indonesia

May 25, 2025

Korea Utara-Rusia Sepakati Perluasan Kerja Sama Militer

Korea-Utara-dan-Korea-Selatan

IVOOX.id, Jakarta - Korea Utara (Korut) menyambut delegasi Rusia dan kedua pihak sepakat untuk memperluas kerja sama militer.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin bertemu dengan mitranya dari Korut, Kim Hyong Ryong, di Pyongyang dan membahas tujuan bersama kedua negara.

"Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk menetapkan rincian spesifik kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara," kata Fomin kepada Tass, disiarkan dari UPI, Rabu 3 Juli 2019.

Menjelang kunjungan, Kemenhan Rusia mengeluarkan sebuah pernyataan. "Selama pembicaraan yang akan datang, para pihak berencana membahas situasi di Asia Timur Laut dan di Semenanjung Korea, kondisi dan prospek kerja sama Rusia-Korea Utara di bidang militer, serta masalah yang relevan pada agenda keamanan internasional dan regional," sebut pernyataan Kemenhan Rusia.

Di Korut, Fomin dilaporkan menjelaskan operasi militer Rusia di Suriah. Pejabat Rusia itu berkata bahwa Moskow mengerahkan pasukannya di Suriah dengan alasan bantuan kemanusiaan dan untuk memerangi organisasi teroris internasional di Timur Tengah, menurut Tass.

Fomin juga mengatakan kerja sama militer antara Rusia dan Korut menjadi lebih aktif setelah pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un pada April.

Kunjungan delegasi Rusia ke Pyongyang dilakukan tak lama setelah KTT Kim yang mengejutkan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di zona demiliterisasi Korea.

Menyusul KTT ketiga itu, utusan khusus AS untuk Korut Steve Biegun mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan tidak resmi bahwa pemerintah Trump menginginkan pembekuan total program senjata nuklir Korut, Axios melaporkan.

Pernyataan itu menandakan fleksibilitas AS, tetapi tidak berarti Washington mengabaikan tujuan jangka panjang "denuklirisasi lengkap," menurut laporan tersebut.

“Pemerintahan Trump menginginkan pembekuan dan gagasan tentang keadaan akhir, dan kemudian di dalamnya sebuah diskusi tentang sebuah peta jalan," kata Biegun.

Biegun telah membantah laporan bahwa pemerintah secara diam-diam dapat menerima Pyongyang sebagai kekuatan nuklir, setelah New York Times melaporkan para pejabat Trump mengabaikan denuklirisasi total, menurut Axios.

0 comments

    Leave a Reply