Konsumsi Rumah Tangga Menurun, CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Mentok 5 Persen | IVoox Indonesia

April 27, 2025

Konsumsi Rumah Tangga Menurun, CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Mentok 5 Persen

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal. IVOOX.ID/tangkapan layar zoom meeting CORE

IVOOX.id - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan berada di kisaran 4,9% hingga 5%. Prediksi ini menunjukkan adanya pelambatan jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2024 yang mencapai 5,11%.

"Kuartal kedua tahun ini kami prediksikan hanya 4,9 sampai 5 persen. Jadi ada perlambatan secara marginal. Hal yang sama juga untuk prediksi pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2024 kita prediksikan di kisaran 4,9 sampai 5 persen," ujar Faisal dalam webinar 'Midyear Review CORE Indonesia 2024' secara virtual, Selasa (23/7/2024).

Faisal menjelaskan bahwa pelambatan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga yang berada di posisi 4,8% hingga 4,9%. Selain itu, konsumsi Lembaga Non-profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) diperkirakan berada di posisi 18,4% hingga 20,2%, konsumsi pemerintah sebesar 6,4% hingga 7,9%, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,6% hingga 4,7%. Ekspor diproyeksikan tumbuh sebesar 1,9 persen, sementara impor diperkirakan tumbuh sebesar 1,8%.

"Proyeksi per komponennya ini perlambatannya terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga yang menyumbang paling besar tentu saja terhadap PDB kita," katanya.

Prediksi ini berbeda dengan ramalan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II tahun 2024 akan berada di atas 5% .

"Proyeksi untuk semester kedua dari pertumbuhan ekonomi kita memperkirakan pada kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen. Sehingga outlook untuk keseluruhan tahun ini di 5,0 persen hingga 5,2 persen, ini masih mendekati dari asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga memproyeksikan inflasi di semester II tahun ini akan berkisar antara 2,7% hingga 3,2%, masih dalam range inflasi yang ditargetkan di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar 2,8%. Sedangkan untuk surat berharga negara (SBN) 10 tahun di semester II, diperkirakan pada kisaran 6,9% hingga 7,1%.

"Nilai tukar rupiah semester II kita perkirakan bergerak di Rp 16.000 hingga Rp 16.200. Sehingga keseluruhan tahun ada di Rp 15.900 hingga Rp 16.100, di atas dari asumsi makro di APBN yang berada di Rp 15.000 per dolar," ujarnya.

Perbedaan pandangan antara CORE dan Kementerian Keuangan ini memberikan perspektif yang berbeda mengenai kondisi dan prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2024. Sementara CORE melihat adanya pelambatan, Kementerian Keuangan tetap optimis dengan pertumbuhan yang lebih tinggi di semester kedua.

0 comments

    Leave a Reply