Komoditas Beras Penyumbang Inflasi Terbesar September 2023 | IVoox Indonesia

August 4, 2025

Komoditas Beras Penyumbang Inflasi Terbesar September 2023

target-produksi beras 2024-gowa-1
Petani mengangkat karung berisi gabah ke atas punggung kuda di area persawahan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (28/9/2023). Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras 2024 sebanyak 55,42 juta ton, naik sekitar 920 ribu ton atau 1,68 persen dibanding target 2023 sebanyak 54,5 juta ton. ANTARA FOTO/Arnas Padda

IVOOX.id - Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa beras merupakan komoditas yang penyumbang andil inflasi terbesar pada September 2023.

"Komoditas penyumbang inflasi secara data per bulan (month to month) terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,18 persen," kata Amalia di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Amalia menjelaskan pada September 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp12.900 per kilogram, naik 9,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan, harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.685 per kg atau meningkat 10,55 persen dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp11.746,00 per kg atau naik 11,59 persen.

Ditambahkan, komoditas beras juga dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir, selain bawang putih, daging ayam ras, kentang, dan tahu mentah.

Pada September 2023 rata-rata harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 25,83 persen, 29,64 persen, dan 24,09 persen dibanding periode yang sama September 2022.

"Kenaikan harga beras ini selain berkurangnya pasokan, juga karena konsumsi masyarakat yang tetap tinggi," ungkapnya dikutip dari Antara.

Selain itu, adanya faktor eksternal seperti cuaca dari dampak El Nino yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan.

Disisi lain, produksi beras di beberapa negara produsen beras di dunia seperti Thailand, Vietnam dan India juga mulai mengalami penurunan produksi.

Bahkan, India melakukan kebijakan untuk pembatasan ekspor beras artinya kata Amalia, ada kenaikan harga beras dikontribusikan terganggunya dari sisi pasokan (suplai).

"Inflasi beras dari tahun ke tahun saat ini terlihat paling tinggi, karena bukan hanya kondisi domestik tapi juga terganggunya produksi beras di pasar internasional," ungkapnya.

ke depan kata Amalia, adanya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan semakin dapat mengantisipasi gangguan dari sisi pasokan, sehingga inflasi lebih terkendali.

0 comments

    Leave a Reply