Komoditas Bahan Makanan Dongkrak Inflasi November 2017

IVOOX.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan harga bahan makanan menjadi pemicu terjadinya inflasi pada November 2017 yang tercatat sebesar 0,2% seiring musim yang tidak menentu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, harga komoditas bahan makanan mengalami kenaikan karena pengaruh musim yang tidak menentu sehingga mempengaruhi hasil produksi. "Inflasi November dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan beras," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Kenaikan harga cabai merah dalam periode ini, lanjut dia, memberikan andil inflasi sebesar 0,06%, diikuti harga beras yang memberikan andil inflasi 0,03% dan harga bawang merah dengan andil inflasi 0,02%.
"Harga beras dalam November 2017 mengalami kenaikan harga tipis, tapi bobotnya besar dalam inflasi," ujar dia.
Harga bahan pangan yang ikut mengalami kenaikan dan memberikan andil terhadap inflasi adalah daging ayam ras, ikan segar dan telur ayam ras. Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,37% pada November 2017.
Kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,22% dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13%.
Penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok kesehatan sebesar 0,27%, kelompok sandang 0,12%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,1% serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,09%.
"Untuk kelompok transportasi, inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan harga bensin jenis Pertamax di 76 kota," kata Suhariyanto.
Dalam periode ini, inflasi harga bergejolak juga tercatat sebesar 0,38%, diikuti inflasi harga bergejolak sebesar 0,21% dan inflasi inti sebesar 0,13%.
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 tercatat mencapai 2,87% dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3%.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 68 kota tercatat mengalami inflasi dan hanya 14 kota menyumbang deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,8% dan inflasi terendah terjadi di Bekasi dan Palopo masing-masing 0,02%.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,74% dan deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,02%.
"Deflasi tinggi terjadi di Tual, karena turunnya harga-harga ikan segar yang dikonsumsi oleh masyarakat Tual," imbuh Suhariyanto. (jaw)

0 comments