Kominfo Berganti Nama Menjadi Kementerian Komunikasi Digital, Dipimpin Meutya Hafid

IVOOX.id – Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan perubahan nama Kementerian Komunkasi dan Informatikan (Kominfo) menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital. Politisi Partai Golkar Meutya Hafid terpilih menjadi menterinya, didampingi Angga Raka Prabowo dan Nezar Patria.
“Meutya Viada Hafid, B.Eng., M.I.P Menteri Komunikasi dan Digital," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (20/10/2024), dikutip dari Antara.
Meutya menggantikan Menteri Komunikasi dan Informatika yang sebelumnya dijabat oleh Budi Arie Setiadi. Budi Arie sendiri kini menempati posisi sebagai Menteri Koperasi.
Meutya Hafid, lahir pada 3 Mei 1978, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI periode 2019-2024 dan berasal dari daerah pemilihan Sumatra Utara I. Perempuan asal Bandung, Jawa Barat, ini kembali terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 di dapil yang sama.
Hal tersebut, merupakan ketiga kalinya Meutya terpilih menjadi anggota DPR, setelah pertama kali menjabat melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal pada 2010.
Meutya memiliki pengalaman panjang sebagai seorang jurnalis televisi, dan namanya mulai dikenal publik setelah insiden penyanderaan di Irak pada tahun 2005 bersama seorang kamerawan Metro TV.
Meutya memutuskan untuk berkarier di dunia politik dengan bergabung bersama Partai Golkar pada 2009 sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara I. Ia terus meraih keberhasilan dan terpilih kembali pada beberapa periode berikutnya.
Sementara, Angga Raka Prabowo terpilih untuk mengisi jabatan sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Angga Raka melanjutkan jabatan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika yang diembannya sejak dilantik oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo pada 19 Agustus 2024.
Angga Raka Prabowo, lahir 8 September 1989, meraih gelar S1 Hubungan Internasional dari Universitas Jayabaya pada 2011. Angga adalah politikus Partai Gerindra yang menjabat sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika sejak 19 Agustus 2024.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Direktur Media Kampanye Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2024.
Angga bergabung dengan Partai Gerindra pada 2008 dan mulai bertugas sebagai tim media partai tersebut pada 2012. Dia kemudian diangkat sebagai sekretaris pribadi Prabowo Subianto dari 2014 hingga 2017.
Saat ini, Angga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal dan Ketua Badan Komunikasi di Partai Gerindra. Namanya kembali menjadi perhatian publik pada 2021 saat Prabowo memperkenalkannya sebagai komisaris PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).
Selanjutnya, Nezar Patria ditunjuk sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Nezar kembali menjabat posisi tersebut. Sebelumnya, dia telah dilantik sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo pada 17 Juli 2023.
Nezar merupakan pria kelahiran 5 Oktober 1970, putra daerah dari Aceh. Ayahnya, Sjamsul Kahar adalah seorang pemimpin umum media terbesar di Aceh yaitu Harian Serambi Indonesia, bagian grup media Kompas Gramedia.
Nezar menempuh pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, di Fakultas Filsafat. Di sinilah kiprah aktivisnya dimulai, sebab ia bergabung dengan organisasi kemahasiswaan seperti Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Jamaah Shalahuddin UGM, dan Kelompok studi Plaza Filsafat UGM.
Selain itu, Nezar pernah menjadi Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi mahasiswa yang melakukan perlawanan kuat terhadap Orde Baru saat tahun 1998.
Menjadi bagian dari organisasi tersebut, Nezar pun menjadi salah satu korban penculikan Aktivis 98 bersama tiga temannya. Kisahnya pun dibagikan dalam artikel yang berjudul "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru" di majalah Tempo dan novel berjudul "Laut Bercerita" yang ditulis oleh rekannya, Leila Chudori.
Setelah menyelesaikan Sarjana di UGM, Nezar melanjutkan studinya di luar negeri. Nezar mengenyam pendidikan ke jenjang Magister jurusan Sejarah Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (LSE).
Tidak berhenti sampai sana, Nezar masih terus menjalani pendidikannya hingga gelar Doktor. Beberapa gelar pendidikan yang berhasil ia raih yaitu gelar M.B.A di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB tahun 2022, gelar Asean M.B.A di Graduate School of Business University Sains Malaysia tahun 2022 dan gelar doktor komunikasi di FISIPOL Universitas Gadjah Mada.
Nezar mengawali kariernya dalam dunia jurnalistik. Ia pernah bekerja menjadi wartawan Majalah Berita Mingguan di Tempo tahun 1999-2008.
Selesai mengemban tugas wartawan di Tempo, Nezar mendirikan portal berita Viva.co.id tahun 2008-2014 bersama teman seperjuangannya dan juga terpilih menjadi redaktur pelaksana.
Melihat berbagai kemampuannya, ia dipercayai menduduki jabatan sebagai wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia tahun 2014-2014 dan pemimpin redaksi di The Jakarta Post tahun 2015-2020.
Perjalanan panjangnya dalam dunia jurnalistik, hal ini mengantarkan dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam periode 2008-2011 dan Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar lembaga tahun 2016-2019.
Dalam bidang pemerintahan, Nezar pernah menjabat sebagai Staf Khusus V di Menteri BUMN tahun 2022 hingga 2023. Ia dipercayai menduduki posisi tersebut melihat pengalamannya yang pernah menjabat sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2020-2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha tahun 2021-2022.

0 comments