KLHK Klaim Kinerja Ekspor Hasil Hutan RI Alami Tren Positif | IVoox Indonesia

June 10, 2025

KLHK Klaim Kinerja Ekspor Hasil Hutan RI Alami Tren Positif

luas hutan indonesia-1
Foto udara kawasan hutan lindung Jayagiri di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (16/62023). Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat, Indonesia menjadi negara kedelapan yang memiliki hutan terluas di dunia dengan luas mencapai 92 juta ha yang diharapkan mampu menyerap emisi karbon dari persoalan iklim secara global. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

IVOOX.id - Pada awal tahun 2024 Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) mencatat kinerja ekspor hasil hutan mengalami tren perbaikan. Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto mengatakan, ekspor hasil hutan RI pada Januari hingga Maret 2024 mencapai 3,5 miliar dolar AS.

Menurut Agus penyumbang terbesar ekspor yakni produk pulp, kertas dan panel kayu dengan nilai masing-masing 798,05 juta dolar AS, 1,1 miliar dolar AS, dan 582,7 juta dolar.

"Kalau tren ini bisa ditingkatkan, kami berharap kinerja ekspor produk hasil hutan setidaknya menyamai capaian tahun 2023 lalu," kata Agus Justianto dalam keterangannya dikutip, Minggu (7/4/2024).

Menurut Agus tren positif ini harus dipertahankan terutama di tengah ketidakpastian situasi geopolitik yang turut mempengaruhi ekspor RI.

Lebih lanjut Agus menerangkan catatan ekspor pada awal tahun 2024 ini mengalami pertumbuhan 8,3 persen uika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Sementara total ekspor produk hasil hutan pada 2023 sebesar 13,16 miliar dolar AS.

"Ini menunjukkan kinerja ekspor yang rebound setelah hampir sepanjang tahun 2023 pertumbuhan tercatat negatif. Sebagai gambaran pada September 2023, pertumbuhan tercatat negatif sebesar minus 10,4 persen," katanya.

Agus mengatakan Pada tahun 2024 pemerintah menargetkan nilai ekspor produk hasil hutan sebesar 10 miliar dolar AS. Namun dia mengakui bahwasanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai target itu.

"Beberapa hal yang perlu diantisipasi dalam pencapaian kinerja ekspor adalah kondisi geopolitik global seperti ketegangan Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina. Selain itu, beberapa Negara pasar juga masih dalam pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19," jelasnya.

0 comments

    Leave a Reply