Klaim Kebijakan Impor Beras Sudah Tepat, Bappanas: Bayangkan Kalau Stok Kosong

IVOOX.id - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi mengungkapkan keputusan pemerintah terkait impor beras yang dilakukan secara masif sejak 2023 dinilai sudah tepat.
Pasalnya kata dia kebijakan impor yang dilakukan secara masif itu kini bisa dijadikan sebagai solusi di tengah kelangkaan dan penurunan produksi beras lokal.
"Hari ini dapat kita pahami beras itu sifatnya volatile (bergejolak), sehingga perintah Bapak Presiden terkait importasi beras sejak tahun lalu, itu sudah tepat dan benar. Bayangkan dalam kondisi hari ini, tapi negara tidak punya stok CPP (Cadangan Pangan Pemerintah), sementara pemerintah harus melakukan intervensi dalam mengatasi fluktuasi beras di masyarakat," kata Arief dalam keteranganya, Sabtu (24/2/2024).
Menurutnya melihat kondisi yang terjadi saat ini juga membuktikan bahwa impor beras yang dilakukan memang diperlukan untuk penguatan CPP dan menstabilkan harga beras di pasaran.
"Dengan ini, polemik importasi sebenarnya terbantahkan hari ini karena pemerintah itu melakukan importasi untuk penguatan CPP dan itu stok yang kita pakai hari ini untuk melakukan stabilisasi. Intervensi berupa membanjiri beras Bulog ke pasar-pasar wajib dilakukan,” tandasnya.
Arief menegaskan, pemerintah sudah jauh-jauh hari memperkirakan dinamika dan gejolak kebutuhan pangan di Indonesia berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).
Sehingga sejumlah kebijakan termasuk impor beras secara masif juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri yang mencapai 7,62 juta ton beras di tiga bulan pertama tahun ini.
"Kita punya early warning system. Pada saat BPS telah menyusun KSA, terutama tanaman pangan, kita dapat mengetahui kondisi produksi tanaman pangan ke depan jauh-jauh hari. Dengan itu, berbagai langkah penguatan stok CPP telah kita pastikan bersama BUMN bidang pangan," ujarnya.

0 comments