KKP Relokasi Kapal Nelayan dari Jawa ke Natuna Utara, Jaga Kedaulatan dan Cegah Overfishing

IVOOX.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengambil langkah strategis dengan memindahkan sebagian armada kapal nelayan dari wilayah perairan Jawa ke Natuna Utara. Kebijakan ini ditujukan untuk mencegah penangkapan ikan berlebihan (overfishing) di wilayah padat tangkapan seperti perairan Jawa, sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya kelautan di kawasan perbatasan Indonesia.
“Sebagian kapal yang biasanya beroperasi di wilayah 712 atau perairan Jawa kami relokasi ke Natuna Utara. Tujuannya agar perairan Jawa tidak dieksploitasi berlebihan dan kawasan Natuna dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujar Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono dalam konferensi pers Selasa (20/5/2025).
Selain aspek pemanfaatan sumber daya, relokasi ini juga menjadi bagian dari strategi penguatan kehadiran Indonesia di wilayah Natuna Utara, yang memiliki posisi sangat strategis baik secara ekonomi maupun geopolitik.
Perairan Natuna Utara selama ini kerap menjadi titik sengketa, terutama karena klaim sepihak oleh negara-negara seperti China melalui konsep 10 Dash Line dan Vietnam dengan tumpang tindih landasan kontinen (LK). Dalam konteks ini, Indonesia menegaskan tidak akan mentolerir pelanggaran batas wilayah kedaulatan, khususnya terkait aktivitas penangkapan ikan oleh kapal asing.
“Jika ada kapal asing, terutama dari Vietnam, masuk ke wilayah kita dan berada di bawah batas LK, maka akan kami tangkap. Tidak ada toleransi untuk pelanggaran seperti itu,” ujar Ipunk.
Laut Natuna sendiri dikenal sebagai kawasan yang kaya akan sumber daya alam, mulai dari potensi perikanan laut dalam hingga cadangan minyak bumi. Letaknya yang berbatasan langsung dengan beberapa negara menjadikan kawasan ini rawan terhadap pelanggaran oleh armada perikanan asing.
“Negara-negara lain berlomba-lomba menangkap ikan di kawasan ini karena sumber dayanya besar. Maka dari itu, kita perlu memastikan kehadiran negara lebih kuat di sana,” kata Ipunk.

0 comments