KKP Kejar Target Penerbitan 100 Ribu Sertifikat Mutu Produk Kelautan dan Perikanan untuk Genjot Ekspor

IVOOX.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan penerbitan sertifikasi mutu hasil budidaya dan pengolahan produk kelautan dan perikanan lebih dari 100 ribu sertifikat. Penerbitan sertifikat mutu tersebut untuk menggenjot target ekspor perikanan tahun 2024 yang ditargetkan menembus 7,2 miliar Dolar AS.
"Jadi, setiap tahun sertifikat terkait dengan mutu lebih dari 100 ribu sertifikat yang kita terbitkan. Kurang lebih ada 3 ribuan jenis produk. Berarti itu secara tahunan yang kita targetkan. Intinya produk yang kita ingin ekspor harus kita lancarkan kita cek semuanya aman berangkat," ujar Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Ishartini dalam konferensi pers pada Kamis (13/6/2024).
Ia mengatakan bahwa sertifikasi mutu ini juga penting direalisasikan lantaran sejumlah negara mensyaratkan penerimaan produk perikanan dari Indonesia ketat, seperti Uni Eropa.
"Kita akselerasi dengan pelaku usaha untuk bisa bersama meningkatkan mutu supaya keberterimaan ekspor di negara bisa meningkat," katanya.
Lebih lanjut dia menerangkan sertifikasi ini nantinya berupa sertifikat pengendalian di unit penanganan dan pengolahan dari hulu ke hilir. Sertifikasi tersebut yakni Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB). Kemudian Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik (CPOIB), Cara Distribusi Obat Ikan yang Baik (CDOIB), Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB kapal), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan Health Certificate (HC).
Dalam jangka pendek BPPMHKP juga menargetkan penambahan jumlah perusahaan yang approval number ke Uni Eropa, sehingga ekspor produk perikanan RI dapat lebih banyak.
"Produk kita sudah dipercaya karena kita sudah melakukan kesetaraan dalam sistem penjaminan unit pengelolaan dalam ekspor produk perikanan ke luar negeri. Kita ingin buka supaya bisa meningkat jumlah ekspor ke Uni Eropa," katanya.

0 comments