April 27, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ketua DPR: 2030 RI Bisa Jadi 10 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

IVOOX.id, Jakarta - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, menegaskan Indonesia bisa menjadi negara besar pada tahun 2030 mendatang. Hal itu bisa dicapai jika Indonesia berhasil mendayagunakan Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai strategi Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus dijalankan dengan sangat baik dan konsisten.

"Jika kita konsisten menjalankan roadmap Making Indonesia 4.0, maka masa depan bangsa kita akan jauh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi bisa melesat dari 5% ke 6% - 7%, akan terbuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan baru, dan 25% lebih kontribusi manufaktur terhadap PDB. Saya optimis di tahun 2030 Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa (8/5/2018).

Hal itu disampaikannya dalam Diskusi Nasional Revolusi Industri 4.0 "Tantangan Masa Depan Pekerja" yang diselenggarakan oleh Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Jakarta.

Bambang juga memaparkan bahwa Revolusi Industri 4.0 merupakan hal yang pasti. Suka tidak suka, bangsa Indonesia sudah berada di dalamnya. Sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi, khususnya digitalisasi dan robotik, revolusi industri akan terus mengubah berbagai kebiasaan orang-orang dalam menjalani kehidupannya. Indonesia sendiri merupakan negara ketiga di Asia, setelah India dan Thailand, yang menyiapkan diri memasuki Revolusi Industri 4.0.

"Siapa yang menyangka, kini kita bisa membeli kebutuhan rumah tangga dan lainnya hanya lewat belanja online melalui handphone. Di dunia industri, kita bisa melihat gencarnya otomotif beralih dari bahan bakar minyak ke listrik. Di dunia finansial, transaksi keuangan semakin mudah dilakukan melalui berbagai fasilitas metode pembayaran. Dunia menjadi dalam genggaman," terangnya.

Selanjutnya, politisi Partai Golkar ini juga menuturkan bahwa setidaknya ada empat langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Pertama, mendorong kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam mengintegrasikan komputerisasi dan internet.

Kedua, mendorong UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital. Ketiga, mendorong industri nasional dalam memanfaatkan bigdata. Keempat, mengembangkan platform perdagangan online atau startup untuk menumbuhkan wirausaha di berbagai bidang informasi teknologi.

"Revolusi Industri 4.0 tidak hanya melahirkan smartphone maupun smart city saja. Revolusi Industri 4.0 juga menuntut lahirnya smart labour yang beradaptasi dengan smart technologies. Kehadiran teknologi tinggi di era Revolusi Industri keempat bukanlah ancaman karena tetap menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar," tambahnya.

Selain itu, Mantan Komisi III DPR RI ini juga mengajak SOKSI dan seluruh bangsa untuk mendukung langkah Presiden Jokowi yang telah meresmikan pencanangan Making Indonesia 4.0. Terlebih, ide tersebut datang dari Menteri Perindustrian yang notabene Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

"Partai Golkar sangat visioner. Kita berada di gugus depan dalam opini Revolusi Industri 4.0. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Buktikan kepada khalayak bahwa Partai Golkar mampu menjadi inkubator bagi anak bangsa dalam menyukseskan Revolusi Industri 4.0. Bukan sebuah kebetulan juga jika pada Pemilu 2019 nanti Partai Golkar mendapatkan nomor urut 4," pungkasnya sembari tersenyum.

Dalam diskusi tersebut, hadir pula beberapa pembicara seperti Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Mantan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu, Dirjen Binapenta Kemenaker Maruli Arul Hasoloan dan Peneliti UGM Eric Hiariej.

0 comments

    Leave a Reply