Ketegangan AS-China Meninggi Soal Taiwan, Rupiah Melemah

IVOOX.id, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.573 per dolar AS, Selasa (1/9).
"Pasar mengamati kerangka kebijakan baru The Federal Reserve yang terus memicu taruhan bahwa suku bunga AS akan tetap lebih rendah lebih lama daripada negara lain," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, .
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa melemahnya kurs rupiah sore ini tak lepas dari kecemasan pelaku pasar yang memantau meningkatnya ketegangan antara AS dan China. AS mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya sedang membangun dialog ekonomi bilateral baru dengan Taiwan. "Langkah ini pasti akan membuat marah Beijing, karena China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa (1/9).
Ketegangan AS-China kembali meningkat setelah kapal perang AS singgah di Selat Taiwan untuk kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Angkatan Laut AS mengklaim kapal perang USS Halsey melakukan kegiatan transit rutin di Selat Taiwan yang pelaksanaannya mematuhi aturan hukum internasional. USS Halsey merupakan kapal perang AS yang dilengkapi dengan sistem penghalau rudal.
Hanya saja laju pelemahan rupiah pada hari ini tidak dalam. Salah satu faktor yang membuat rupiah melemah tipis adalah dampak dari kerangka kebijakan baru The Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga AS akan tetap lebih rendah untuk jangka waktu lebih lama dari negara lain.
Wakil Ketua The Fed, Richard Clarida pada hari Senin menambahkan penjelasan atas pidato Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu yang menunjukkan pergeseran fokus untuk menaikkan rata-rata inflasi dan lapangan kerja agar lebih tinggi.
"Kerangka kerja yang disampaikan Richard tersebut telah memicu pelemahan dolar AS," ujar Ibrahim.
Dari dalam negeri, munculnya kabar baik terkait aktivitas manufaktur Indonesia meningkat dan sudah masuk zona ekspansi, membantu menahan laju pelemahan rupiah. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Agustus 2020 berada di 50,8 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 46,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, berarti pelaku usaha siap melakukan ekspansi. Angka PMI manufaktur Indonesia kini berada di titik tertinggi sejak Februari. "Artinya, perlahan tetapi pasti ekonomi Indonesia mulai pulih dan kembali ke level pra-pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)," jelas Ibrahim.
Kalau melihat data manufaktur yang positif, Ibrahim memperkirakan kemungkinan kontraksi PDB di Kuartal III 2020 akan lebih kecil dibandingkan dengan Kuartal II 2020.

0 comments