May 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Phintraco Sekuritas

Kenaikan Suku Bunga BI Sudah Diantisipasi, Pasar Saham Jenuh Jual

IVOOX.id, Jakarta - Kenaikan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate pekan lalu semestinya bisa menjadi sentimen positif jangka pendek dan pasar sudah mengantisipasi kenaikan tersebut jauh-jauh hari sebelumnya dan kini terlihat mulai terjadi jenuh jual di pasar saham.

Hal tersebut diungkapkan Valdy Kurniawan, Analis Phintraco Sekuritas, di Jakarta, Minggu (20/5). Meskipun demikian, kata dia, perkembangan pasar global tidak dapat dinafikan, terutama terkait dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed antara 2 hingga 3 kali lagi tahun ini. Belum lagi sentimen-sentimen lain di baliknya, seperti kenaikan harga minyak, konflik nuklir, dan perang dagang.

Alhasil, fundamental Indonesia yang digadang-gadang masih kuat seperti kurang berdaya pikat. Investor asing tetap saja kabur dan investor domestik cenderung makin lama menahan diri untuk kembali ke pasar, was-was jangan sampai koreksi masih berlanjut.

Valdy mengatakan, investor seharusnya kini lebih rasional memandang pasar Indonesia. Benar bahwa pasar terkoreksi, rupiah melemah dan suku bunga acuan meningkat. Namun, di balik itu secara umum kondisi fiskal masih cukup baik. Sayangnya, psikologi investor sulit dikendalikan.

“Perkiraan kami IHSG masih akan bergerak di level bawah 5.800-5.900 sampai pekan depan karena data-data domestik juga belum ada yang signifikan akan dirilis. Lalu libur Lebaran juga cenderung membuat investor wait and see dulu, tunggu kebijakan akan seperti apa,” katanya Jumat pekan lalu.

Valdy mengatakan, titik kristis berikutnya bagi IHSG adalah di level 5.750 yang bila ditembus akan menyebabkan pelemahan selanjutnya sulit dikendalikan. Meski begitu, hingga akhir tahun ini Phintraco masih optimis IHSG akan mampu kembali lagi ke level 6.500.

Di tengah kondisi saat ini, Valdy memandang sektor yang cukup menarik adalah perbankan, konsumer, konstruksi dan industri dasar dan kimia. Hal ini erat terkait dengan arah kebijakan pemerintah yang terus mendorong investasi sektor riil.

Hal ini jelas akan membutuhkan dukungan dana perbankan dan pasokan bahan dasar dari industri dasar dan kimi. Selain itu, tren konsumsi juga tetap stabil dan proyek infrastruktur tetap menjadi fokus.

Saham-saham pilihan perbankan yakni 4 bank big cap yang secara fundamental sangat kuat, yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Di industri dasar dan kimia pilihannya pada TPIA, sementara pada konstruksi adalah saham-saham BUMN, yakni WSKT, WIKA, ADHI dan PTPP. Untuk konsumer, pilihannya yakni INDF, ICBP, dan UNVR.

0 comments

    Leave a Reply