Kenaikan Imbal Hasil AS Jadi Tekanan Negatif bagi Pasar Obligasi Domestik

IVOOX.id, Jakarta - Masih adanya imbas lonjakan pada imbal hasil olbigasi AS membuat pergerakan pasar obligasi dalam negeri kembali terkena aksi jual sehingga pelemahan kembali terjadi.
Belum lagi dengan pergerakan rupiah yang kembali terdepresiasi sehingga menamah sentimen negatif. "Namun demikian, jelang penutupan pelaku pasar mulai berbalik melakukan aksi beli sehingga pergerakan obligasi dalam negeri kembali naik meski tipis," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas, di Jakarta, Senin (5/2/2018).
Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,83 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 0,07 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -0,86 bps.
"Aksi beli di akhir perdagangan, tampaknya belum cukup kuat mengangkat pasar obligas secara keseluruhan di mana masih terdapat sejumlah seri yang bergerak melemah," ujarnya.
Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 99,55% memiliki imbal hasil 5,72% atau naik 0,02 bps dari sebelumnya di harga 99,63% memiliki imbal hasil 5,706%.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 105,73% memiliki imbal hasil 6,97% atau naik 0,01 bps dari sehari sebelumnya di harga 105,87% memiliki imbal hasil 6,95%.
Pada Jumat (2/1/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,02 bps di level 120,44 dari sebelumnya di level 120,46.
Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,003 bps di level 110,6995 dari sebelumnya di level 110,696.
Sedangkan, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,35% dari sebelumnya di level 6,224% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,84% dari sebelumnya di level 2,79% sehingga spread di level kisaran 351,1 lebih tinggi dari sebelumnya 343.
Pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak flat di kisaran level 8,01%-8,03%.
Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,66%-8,68%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 9,95%-9,99%, dan pada rating BBB di kisaran 12,25%-12,60%.
Pergerakan variatif, kata dia, masih dimungkinkan terjadi seiring masih adanya imbas pelemahan sejumlah obligasi AS yang dapat berimbas negatif pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri.
Selain itu, pergerakan rupiah yang masih cenderung melemah dapat juga berimbas negatif pada pasar obligasi sehingga dimungkinkan kembali terjadi aksi jual.
"Diharapkan pelemahan dapat terbatas. Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang masih dapat menahan kenaikan," ungkap Reza. (jaw)

0 comments