Kemlu Pastikan Tak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan | IVoox Indonesia

July 8, 2025

Kemlu Pastikan Tak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

Jeju-Air-Korsel-kecelakaan-pesawat
Otoritas Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) melaporkan bahwa 179 orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, seperti diberitakan oleh media lokal. /ANTARA/Anadolu/py

IVOOX.id – Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi penumpang pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024).

Mengutip Antara, Minggu (29/12/2024), Direktur Jenderal PWNI Judha Nugraha mengatakan melalui pesan singkat bahwa berdasarkan informasi informal yang diperoleh, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut.

Kemlu dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul terus memantau kecelakaan pesawat yang terjadi di Bandara Internasional Muan itu, kata dia.

Judha menambahkan bahwa KBRI tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait musibah tersebut.

Sebelumnya, kantor berita Korsel Yonhap melansir bahwa sedikitnya 28 orang tewas dan sejumlah lainnya kemungkinan terluka setelah sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang mengalami kecelakaan.

Insiden itu terjadi pada Minggu pukul 9.07 waktu setempat (7.07 WIB) ketika pesawat nahas itu keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak pagar di Bandara Internasional Musan, Muan, sekitar 288 kilometer barat daya dari ibu kota Seoul.

Ada Peringatan Bahaya Tabrakan Burung Sebelum Jeju Air Jatuh

Mengutip Antara, pihak berwenang sebelumnya mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 9:07 pagi waktu setempat, ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan, di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, 288 kilometer barat daya Seoul.

Menurut konferensi pers pada Minggu (29/12/2024) oleh Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi, Korea Selatan, yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara kontrol memberikan peringatan tersebut pada pukul 8:57 pagi.

Pilot pesawat segera mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 8:58 pagi dan mencoba mendarat pada pukul 9:00 pagi, tetapi jatuh tiga menit kemudian pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, kata kementerian tersebut.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No.1, menara kontrol memberikan peringatan tabrakan dengan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelah itu," ucap kementerian, dikutip dari Antara, Minggu (29/12/2024).

Pihak berwenang mengatakan menara kontrol memberi izin untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga akhirnya keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding.

Otoritas Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) melaporkan bahwa 179 orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, seperti diberitakan oleh media lokal.

"Dari 181 penumpang, sebagian besar diduga meninggal, kecuali dua orang yang berhasil diselamatkan," ujar pejabat Pemadam Kebakaran Jeolla dalam pengarahan kepada keluarga penumpang di bandara, menurut Kantor Berita Yonhap, dikutip dari Antara.

Namun, pihak berwenang mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 122 orang dalam kecelakaan tersebut.

Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang, termasuk enam awak, terbakar saat mendarat setelah dilaporkan mengalami masalah pada roda pendaratan sekitar pukul 09.07 waktu setempat di Kabupaten Muan, 288 kilometer barat daya Seoul, ibu kota Korea Selatan, menurut kantor berita Yonhap.

Pesawat bermesin ganda yang kembali dari Bangkok itu keluar dari landasan pacu, menabrak pagar, dan menghantam dinding hingga meledak dalam kobaran api.

Rekaman media lokal menunjukkan pesawat tergelincir di landasan pacu, diselimuti api dan puing-puing.

Saksi mata kecelakaan pesawat tersebut melaporkan adanya percikan api di mesin jet dan mendengar beberapa ledakan sebelum insiden terjadi.

Kim Yong-cheol, 70 tahun, mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan kembali berputar untuk mencoba mendarat sebelum kecelakaan terjadi.

Kim mengingat mendengar suara "gesekan logam" dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan, dikutip dari Antara.

"Saya melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik kembali setelah gagal mendarat, sebelum saya mendengar 'ledakan keras' dan melihat 'asap hitam membumbung ke langit,'" kenang Kim.

Pejabat menduga kegagalan roda pendaratan, kemungkinan akibat tabrakan dengan burung, menjadi penyebab kecelakaan. Kepolisian dan otoritas pemadam kebakaran telah memulai investigasi di lokasi kejadian untuk menentukan penyebab pasti insiden tersebut.

Diketahui seorang penumpang dan seorang awak ditemukan selamat di bagian ekor pesawat saat upaya penyelamatan terus dilakukan.

Mayoritas penumpang adalah warga Korea, selain dua warga negara Thailand.

Seorang pejabat bandara menyatakan bahwa pihak berwenang memusatkan perhatian pada penyelamatan korban yang terperangkap dalam reruntuhan.

Jeju Air dalam pernyataannya menyampaikan bahwa pihaknya sedang memeriksa laporan terkait kecelakaan tersebut.

0 comments

    Leave a Reply