Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Perekonomian Masyarakat di Daerah Wisata Dengan Program Sarhunta

IVOOX.id, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan kinerjanya melalui berbagai pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat, meski dalam masa pandemi covid-19.
Pembangunan yang dilakukan mulai dari wilayah pedesaan, perkotaan hingga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Salah satunya adalah yang dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian PUPR untuk meningkatkan kualitas rumah di KSPN, yakni melalui Program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta).
Upaya tersebut dilaksanakan guna meningkatkan keswadayaan masyarakat untuk mewujudkan rumah layak huni dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di destinasi pariwisata prioritas.
“Program Sarhunta di KSPN ini sangat diperlukan sebagai pemenuh akses bagi masyarakat terhadap rumah sebagai pendukung kegiatan pariwisata. Selain itu juga untuk mengoptimalkan fungsi hunian dan membentuk konektivitas antarbangunan serta penataan lingkungan,” ujar Dirjen Perumahan Kementerian PUPR di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk melaksanakan hal tersebut, imbuh Khalawi, pihaknya pun telah menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya untuk Pondok Wisata (Homestay) dan Usaha Pariwisata Lainnya Dalam Mendukung KSPN.
Kriteria yang menjadi lokasi KSPN adalah adanya kemudahan akses, ketersediaan daya tarik wisata, ketersediaan amanitas, dan kesesuaian ruang zonasi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJM Nasional Tahun 2020-2024, setidaknya ada lima lokasi KSPN yang kini menjadi lokasi Program Sarhunta. Lima lokasi itu adalah Danau Toba di Sumatra Utara yang dilakukan pembangunan sebanyak 1.811 unit rumah, Borobudur di Jawa Tengah sebanyak 732 unit rumah, Mandalika di NTB 910 unit rumah, Labuan Bajo di NTT 660 unit dan Likupang di Sulawesi Utara 463 unit rumah. “Total rumah yang kami tingkatkan kualitasnya untuk mendukung KSPN sebanyak 4.576 unit rumah. Total anggaran yang kami salurkan untuk kegiatan ini adalah Rp374,03 miliar,” terangnya.
Dari data yang dimiliki Direktorat Rumah Swdaya Ditjen Perumahan, jenis kegiatan yang dilaksanakan berupa peningkatan kualitas rumah dengan tetap memperhatikan budaya serta kearifan lokal dan terdiri dari dua jenis, yakni perbaikan rumah tanpa fungsi usaha dengan bantuan sebesar Rp35 juta dan perbaikan serta pengembangan rumah senilai Rp115 juta.
Sementara itu untuk membentuk kontinuitas atau kesinambungan ruang publik juga dilaksanakan penataan lingkungan berupa pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) perumahan berupa jalan lingkungan dan drainase serta penerangan jalan lingkungan.
Adapun fasilitas pendukung lain yang disiapkan berupa penunjuk arah, fasad bangunan dan elemen lanskap. “Nantinya masyarakat dapat memanfaatkan hunian yang telah ditingkatkan kualitasnya untuk usaha homestay, workshop, toko, kuliner maupun usaha atau jasa lainnya,” jelasnya.
Para penerima bantuan harus membentuk kelompok, bertanggung jawab secara tanggung renteng, mendukung pariwisata yang ada di daerahnya, serta bersedia mengikuti pembinaan pengelolaan usaha pariwisata.
Salah seorang penerima bantuan Sarhunta di KSPN Borobudur, Suripta mengatakan, dirinya sangat berterima kasih atas bantuan dari Kementerian PUPR karena kini rumahnya bisa menjadi homestay bagi para wisatawan. Dengan demikian, wisatawan tidak perlu jauh-jauh mencari penginapan karena sudah ada homestay di sekitar Borobudur yang layak huni dan memiliki fasilitas penginapan yang baik.
“Kami yakin perekonomian masyarakat sekitar Borobudur dapat terus meningkat karena adanya bantuan dari program Sarhunta ini. Terima kasih Kementerian PUPR,” katanya.
Hal Senada juga disampaikan Lamun, penerima Program Sarhunta di Desa Sukadana di KSPN Mandalika. “Jika sebelumnya kami hanya menjadi penonton dan penggerak wisata di kawasan ini, kali ini kami bisa ikut partisipasi langsung sekaligus belajar struktur fondasi bangunan yang baik serta terlibat dalam pengerjaan langsung rumah,” katanya.
Sementara itu Epriyono yang juga penerima bantuan Sarhunta dari Dusun Gerupuk, Desa Sengkol KSPN Mandalika juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat, provinsi, dan kabupaten atas usulan bantuan homestay dan perbaikan tokonya.
Dia menjelaskan, toko yang juga menjadi rumah tinggal keluarganya sebelumnya hanya terdiri dari satu ruang untuk jualan dan satu ruang untuk kamar tidur. Kini tokonya telah diperbaiki serta dibuatkan kamar untuk homestay para wisatawan yang datang berkunjung.
Program Sejuta Rumah
Di sisi lain, Kementerian PUPR tetap optimistis pelaksanaan Program Sejuta Rumah akan terus berjalan meski pun di tengah masa pandemi covid-19.
Keberadaan rumah yang layak huni dirasa sangat penting guna membantu masyarakat agar kesehatan tetap terjaga sekaligus dapat melaksanakan berbagai aktivitas mereka, seperti belajar, memulai usaha, serta beribadah di rumah.
“Kami tetap optimis Program Sejuta Rumah terlaksana dengan baik meskipun di masa pandemi covid-19 ini. Hingga Triwulan III Tahun 2020 ini tepatnya pertengahan Oktober capaian Program Sejuta Rumah telah mencapai angka 455.429 unit rumah,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Khalawi menerangkan, pemerintah akan terus berupaya menjaga kesehatan masyarakat dengan menyediakan hunian yang layak. Selain itu, program perumahan juga menjadi salah satu lokomotif utama dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.
Melalui Program Sejuta Rumah, imbuhnya, setidaknya ada ratusan industri yang akan bergerak guna mensuplai kebutuhan proyek pembangunan rumah. Selain itu, ratusan ribu orang juga akan terserap sebagai tenaga kerja, serta menggerakkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mendukung peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku pembangunan seperti asosiasi pengembang, perbankan, sektor swasta dan masyarakat untuk mendukung Program Sejuta Rumah ini,” katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi menerangkan, capaian Program Sejuta Rumah hingga pertengahan Oktober lalu mencapai angka 455.429 unit rumah. Capaian tersebut berasal hasil pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 379.242 unit dan non-MBR sebanyak 76.187 unit rumah.
Pembangunan rumah MBR tercatat dari pembangunan rumah swadaya Kementerian PUPR sebanyak 77.812 unit. Selain itu pembangunan rumah yang dilaksanakan kementerian/lembaga lain sebanyak 50.836 unit rumah, pemerintah daerah 19.019 unit rumah, pengembang perumahan 228.873 unit ruah, CSR perusahaan 2,645 unit dan masyarakat tercatat 30 unit rumah.
Sedangkan pembangunan rumah non-MBR berasal dari pengembang rumah tapak sebanyak 53.871 unit rumah, pengembang rumah susun 22.074 unit dan masyarakat sebanyak 76.187 unit rumah.
“Kami masih memiliki stok pembangunan rumah susun dan rumah khusus serta dana alokasi khusus (DAK) bidang perumahan yang saat ini pelaksanaan pembangunannya masih berjalan di lapangan. Kami berharap dengan selesainya pembangunannya akan meningkatkan capaian Program Sejuta Rumah ini,” harapnya.

0 comments