Kementerian PU Lakukan Studi Kelayakan Tanggul Laut Jakarta | IVoox Indonesia

May 17, 2025

Kementerian PU Lakukan Studi Kelayakan Tanggul Laut Jakarta

Gedung Kementerian Pekerjaan Umum
Gedung Kementerian Pekerjaan Umum. ANTARA/HO-PU

IVOOX.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan studi kelayakan terkait desain dan kajian mengenai pembiayaan proyek tanggul laut atau Giant Sea Wall di Jakarta.

“Saat ini, sedang dilakukan feasibility study (studi kelayakan) mengenai desain dan kajian mengenai pembiayaan proyek Giant Sea Wall di DKI Jakarta,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/11/2024), dikutip dari Antara.

Dody menjelaskan bahwa pembangunan Infrastruktur Pengaman Pantai Utara Jakarta Tahap A DKI Jakarta terdiri dari pembangunan tanggul pantai dan muara sungai sepanjang 46 kilometer.

Pada tahun 2019, Kementerian PU telah menyelesaikan pembangunan tanggul sepanjang 12,66 kilometer. Dan kemudian dilanjutkan oleh Kementerian PU dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 sepanjang 33,54 kilometer.

Tanggul pantai yang telah dibangun di antaranya Tanggul Kamal Muara-Dadap termasuk Akses Nelayan dan Rumah Pompa serta Kolam Retensi, Tanggul Kalibaru, Kolam Retensi Kalibaru, Kolam Retensi Cilincing dan Tanggul Cakung Drain.

Sementara itu, apabila land subsidence terus berlangsung, maka akan dilaksanakan pembangunan Tanggul Laut Tahap B (Giant Sea Wall).

Tanggul laut Tahap B ini diproyeksikan akan mereduksi area banjir seluas 112.000 meter persegi dan mengurangi potensi kerugian hingga Rp 600 triliun.

Sebagai informasi, pembangunan infrastruktur pengaman pantai utara Jakarta ini dilakukan karena masyarakat pesisir utara selalu terancam akan bencana banjir rob yang diakibatkan oleh penurunan permukaan tanah (land subsidence), dan tingginya aktivitas pengambilan air dari dalam tanah.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian PU dan para pemangku kepentingan terkait terus berupaya untuk melaksanakan konsep pemulihan lingkungan pesisir (environmental remediation) untuk menanggulangi dampak banjir rob. Konsep tersebut dapat tercapai melalui penyediaan air bersih dengan pembangunan SPAM Regional Karian, SPAM Regional Jatiluhur I, dan SPAM Regional Djuanda/ Jatiluhur II.

Kemudian, peningkatan kualitas air pada muara sungai (sanitasi) melalui proyek Jakarta Sewerage System, dan pengendalian banjir melalui pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong, dan tanggul pantai yang terintegrasi dengan sistem polder di bagian hilir.

Dibangun pula Bendungan Ciawi dan Sukamahi untuk pengendalian banjir di bagian hulu. Serta, dilakukan normalisasi Sungai Ciliwung dan pembangunan sudetan Sungai Ciliwung untuk pengendalian banjir di bagian tengah.

0 comments

    Leave a Reply