September 23, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kementan Ungkap Strategi Pengembangan SDM di Webinar UGM

IVOOX.id, Jakarta - Salah satu fokus utama Kementerian Pertanian adalah mencetak petani milenial, sekaligus melakukan regenerasi petani. Strategi untuk mencapai target itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, dalam Webinar Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani, yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Rabu (21/10/2020). 

Menurut Dedi Nursyamsi, regenerasi adalah hal yang harus dilakukan. Apalagi, petani di Tanah Air saat ini didominasi petani usia tua.

“Data yang kita miliki, petani tua masih mendominasi. Misalnya petani yang usianya antara 45-54 tahun, jumlahnya 9.185.564 atau 27%. Petani berusia 55-64 tahun ada 6.953.165 (21%), bahkan ada yang berusia di atas 65 tahun, jumlahnya 4,191,200 (13%),” tuturnya.

Dari data yang sama, diketahui jika petani di bawah usia 25 tahun 885,077 (3%), usia antara 25-34 tahun 4,104,222 (12%), dan kategori 35-44 tahun berjumlah 8,168,578 (24%).

Sedangkan berdasarkan pendidikan, total terdapat 33.487.806 petani yang mengenyam pendidikan dengan rincian petani lulusan SD sebanyak 22.241.837 (66%), pendidikan menengah 10.199.904 (31%), dan pendidikan tinggi 1.046.065 (3%).

“Dari data dengan latar belakang pendidikan ini, rasanya tidak mungkin kita menggantungkan kebijakan atau berharap adanya inovasi. Inilah yang membuat BPPSDMP Kementan terus mendorong regenerasi,” ujarnya.

Dedi menjelaskan, regenerasi juga dilakukan karena adanya tuntutan pasar, seperti tuntutan Mutu berupa perubahan teknologi, pendapatan, pola makan, dan peningkatan konsumen khusus. Tuntutan lainnya adalah keamanan pangan menyusul adanya peningkatan kesadaran konsumen terhadap bahaya yang terdapat pada pangan.

“Ada beberapa masalah yang kita hadapi dalam pengembangan SDM pertanian. Seperti jumlah generasi muda yang ingin terjun ke dunia pertanian masih rendah, jumlah petani dan ketersediaan petani muda yang kompeten dan berdaya saing belum memadai, jumlah pengusaha muda sektor pertanian masih kurang, Ketersediaan Calon Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja sektor pertanian yang tersertifikasi sesuai kebutuhan DUDI masih terbatas, dan beberapa persoalan lainnya,” katanya.

Untuk itu, Kementan melalui BPPSDMP mengambil sejumlah kebijakan pengembangan SDM pertanian. Diantaranya melakukan standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian, Regenerasi dan Penumbuhan Minat Generasi Muda Pertanian Penyuluhan pertanian berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

“Kita juga mengupayakan Peningkatan taraf pelatihan hingga level internasional, serta Pendidikan dan Pelatihan Vokasi berbasis Kompetensi, dan Penguatan kelembagaan petani,” terangnya.

Dedi menambahkan, Kementerian Pertanian juga menyiapkan encana aksi baik formal (pendidikan tinggi dan menengah), nonformal (pelatihan), maupun informal (penyuluhan). Termasuk melakukam sinergi anyara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha dan industri. Tujuannya untuk peningkatan kapasitas SDM.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan sumber daya manusia menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan pembangunan pertanian di Indonesia. 

“Oleh karena itu, peningkatan dan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia pertanian terus dilakukan agar terbentuk sumberdaya manusia yang profesional dan berdaya saing global,” katanya. 

Mentan SYL menilai pengembangan sumber daya manusia pertanian juga dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan petani. 

“Sebab, kelembagaan petani menjadi tempat utama petani dalam kegiatan belajar dan bekerjasama untuk meningkatkan produktivitas usahataninya. Pengembangan sumberdaya manusia pertanian melalui kelembagaan petani ini dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan pertanian,” tuturnya.

0 comments

    Leave a Reply