February 6, 2025

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kemenpar Siap Dampingi Pengelola yang Ingin Kembangkan Wisata Halal

IVOOX.id,  Jakarta -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan siap mendampingi pengelola destinasi yang ingin mengembangkan wisata halal di daerahnya, sesuai potensi lokal di kalangan masyarakat setempat.


Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman mengatakan Indonesia telah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism terbaik dunia 2019 oleh standar Global Muslim Travel Index (GMTI).


Untuk mendukung hal itu, Kementerian Pariwisata menggelar Sosialisasi Pengembangan Pariwisata Halal Labuan Bajo di Sylvi Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (30/4).


Beberapa wilayah di Tanah Air tercatat mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia berdasarkan analisis GMTI, mencakup empat kriteria penilaian strategis, yaitu akses, komunikasi, lingkungan dan layanan.


Dalam perkembangannya, kemenangan Indonesia di GMTI 2019 dan besarnya potensi wisata halal mulai dilirik beberapa wilayah di Indonesia, di luar 10 Destinasi Utama Wisata Halal yang sudah ditetapkan oleh Kemenpar. Wilayah tersebut antara lain Sumatra Utara, Malang, Gorontalo termasuk Labuan Bajo.


"Dalam hal ini, Kemenpar menyambut baik aspirasi dari daerah yang ingin mengembangkan wisata halal. Sebab, bila daerah turut membantu penetapan destinasi wisata halal, maka dapat membantu target wisatawan halal sebesar 5 juta wisman atau sekitar 25% dari total target wisman di tahun 2019 sebesar 20 juta," ucapnya.o


Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional III Harwan Wirasto menambahkan posisi Indonesia nomor 1 GMTI harus diperkuat. Caranya, kata Harwan, dengan memperbanyak destinasi wisata halal. Pun menghadirkan nuansa wisata halal di destinasi prioritas, seperti Labuan Bajo.


Menurut Harwan, itu bukan sesuatu yang mustahil. Ia mencontohkan Bali yang tetap menjadi destinasi populer untuk traveler Timur Tengah sebagaimana dirilis Conde Nast Traveler.


“Bali sudah menjadi contoh. Hal serupa juga bisa dilakukan di Labuan Bajo, tentu ini akan semakin melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi,” paparnya.


Sementara itu, Dirut Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Shana Fatina menjelaskan potensi Labuan Bajo untuk dapat menerima wisatawan muslim sangat besar. Seperti ceruk pasar yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar.


Acara itu dihadiri Kadisbudpar Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Rinus dengan peserta sekitar 50 orang dari perwakilan Dinas Pariwisata seluruh NTT, industri pariwisata lokal dan BOP Labuan Bajo.


Shana menambahkan pengenalan konsep wisata halal di Kabupaten Manggarai Barat diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan dan memperluas pangsa pasar Labuan Bajo khususnya bagi wisatawan muslim.


Kadisbudpar Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Rinus menyampaikan pada 2017 wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo sebanyak 111.749 orang. Sedangkan 2018, jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 163.807 atau naik sebesar 46%.


"Kenaikan secara signifikan ini turut membawa optimisme bagi Manggarai Barat untuk dapat meraih ceruk pasar wisatawan halal ke Labuan Bajo," ujarnya.


Dalam paparannya, Tim Percepatan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata Wisnu Rahtomo menyatakan pariwisata halal berarti segala fasilitas dan layanan boleh digunakan oleh umat muslim. Konsep ini bukan berarti semua harus tersertifikasi halal, paling utama bisa memenuhi kebutuhan wisatawan muslim.


Adapun konsep pariwisata halal menurut GMTI adalah tersedianya makanan halal, fasilitas ibadah, air dan toilet ramah wudhu, serta lingkungan tanpa Islamophobia. Ada dampak sosial yang baik, masyarakat lokal mendapatkan manfaat dari wisata halal.


"Memasuki bulan Ramadhan, tentunya juga harus ada layanan Ramadhan seperti sahur dan buka puasa. Tak kalah penting, ruang rekreasi harus disediakan dengan privacy. Contohnya, tempat berenang harus terpisah antara laki-laki dan perempuan, serta tidak ada layanan nonhalal," terangnya.


Sebuah destinasi, imbuh Wisnu, tidak perlu langsung loncat ke level 3 bila belum siap. Berada di level 1 (basic), destinasi sudah dikatakan Moslem Friendly dan siap menerima wisatawan muslim.


Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap naiknya peringkat Indonesia pada posisi teratas destinasi halal tourism dunia akan semakin banyak mengundang minat wisatawan internasional berkunjung ke Indonesia. Tahun ini, ditargetkan kunjungan 20 juta wisman dengan 5 juta atau 25% di antaranya wisman halal tourism.


GMTI memproyeksikan tahun 2020 jumlah wisatawan muslim dunia mencapai 158 juta dengan total pembelanjaan sebesar US$220 miliar atau setara Rp3,08 triliun. Pertumbuhan tersebut diharapkan terus meningkat menjadi US$300 miliar atau setara Rp4,2 triliun pada 2026.


"Tingginya potensi pasar wisata halal terlihat dari jumlah wisatawan yang terus meningkat. Data yang dihimpun GMTI menunjukkan, jumlah wisatawan muslim diperkirakan mencapai 158 juta orang pada 2020. Angka itu tumbuh 21% dibanding jumlah wisatawan pada 2017. Jumlah tersebut di luar ibadah haji dan umrah," pungkas Arief.

0 comments

    Leave a Reply