Kemendag: Deflasi Agustus Bukan Karena Daya Beli Turun | IVoox Indonesia

May 7, 2025

Kemendag: Deflasi Agustus Bukan Karena Daya Beli Turun

Kemendag: Deflasi Agustus Bukan Karena Daya Beli Turun

IVOOX.id, Jakarta - Sekjen Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih menyatakan deflasi pada bulan Agustus 2018 sebesar 0,05 persen tidak menjadi pertanda bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat.

"Deflasi bukan karena daya beli yang menurun tapi karena harga pangan yang lebih bisa dikendalikan," kata Karyanto Suprih usai menghadiri acara International Conference and Call for Paper di Jakarta, Rabu (5/9).

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik pada Agustus 2018, menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,07 berdasarkan perkembangan harga berbagai komoditas.

Deflasi sebesar 0,05 persen pada Agustus 2018 terutama dipengaruhi oleh penurunan harga bahan pangan, seperti telur ayam, bawang merah, daging ayam ras serta cabai merah dan cabai rawit.

BPS mencatat telur ayam ras terjadi penurunan harga 0,06 persen di 62 kota IHK, bawang merah memberikan andil deflasi sebesar 0,05 persen di 75 kota IHK, dan tarif angkutan udara memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,03 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kemendag Kasan Muhri juga menekankan bahwa komponen inti pada Agustus 2018 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 124,94 pada Juli 2018 menjadi 125,32 pada Agustus 2018.

"Saya melihat inflasi intinya masih naik, jadi daya belinya naik, bukan karena deflasi lalu daya beli juga turun, tetapi karena kita bisa mengendalikan harga pangan," kata Kasan, dikutip Antara.

Bank Indonesia mencatat terjadinya deflasi bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan cabai rawit.

Secara tahunan, inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) tercatat 4,97 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,36 persen (yoy).

0 comments

    Leave a Reply