Ke Abu Dhabi, Bahlil Klaim Jemput Investasi Miliaran Dolar

IVOOX.id, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu, guna mendampingi Presiden Joko Widodo yang akan melakukan kunjungan kerja 12-13 Januari 2020 untuk menjemput investasi miliaran dolar AS dari UEA.
"Dengan adanya potensi investasi dari UEA ini, membuktikan investasi di Tanah Air sangat inklusif atau terbuka. Tidak benar kalau investasi kita hanya dari China saja atau dari Singapura saja. Dari negara mana saja, bahkan mau dari langit sekalipun asalkan tidak bertentangan dengan UU dan aturan yang ada, silakan negara mana saja masuk berinvestasi," kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/1).
Bahlil mengatakan potensi kerja sama investasi antar kedua negara saat ini belum tergarap optimal. Selama ini investor yang paling aktif berasal dari Asia Timur, sedangkan investor Timur Tengah banyak yang belum berinvestasi khususnya di sektor-sektor strategis.
"Kunjungan ini menjadi momentum baik di awal tahun yang menandakan bahwa Pemerintah RI juga mendorong investasi bersumber dari negara-negara lain selain Asia Timur," ujarnya.
Bahlil menegaskan investasi di Indonesia tidak bersifat eksklusif. Artinya, semua negara memiliki peluang yang sama selagi memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Beberapa sektor yang telah didorong adalah proyek pembangunan kilang minyak (oil refinery), industri petrokimia, industri smelter aluminium dan pembiayaan investasi (financial investor/FI).
"Bapak Presiden ingin agar kita (Indonesia) mengurangi ketergantungan impor minyak. Oleh karena itu, pemerintah mengejar pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR). Itulah salah satu kekuatan pengusaha Timur Tengah, makanya kami dorong BUMN maupun swasta kerja sama dengan mereka," ungkapnya.
Bahlil menambahkan alasan mengapa banyak kesepakatan bisnis di sektor strategis diupayakan akan ditandatangani dalam kunjungan ini.
"Salah satu sebabnya industri petrokimia ini akan menjadi tulang punggung negara, menuju sebuah negara industri. Kemandirian sektor industri berperan penting mendukung target Indonesia menjadi negara maju pada 2045," imbuhnya, dikutip Antara.

0 comments