Kata Bapanas Soal Penghapusan Kuota Impor, Tidak Semua Komoditas

IVOOX.id – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo mengatakan, Presiden Prabowo Subianto akan membuka keran impor komoditas pangan seluas-luasnya sehingga para pengusaha importir mendapat kesempatan lebih banyak. Meski begitu kata dia komoditas yang diimpor hanya yang sifatnya insufficient saja atau yang kekurangan produksi dalam negeri.
"Itu Bapak Presiden maksudnya supaya dipermudah, dibuka seluas-luasnya, jangan hanya 1-2 perusahaan saja. Angkanya kan sudah ada di neraca komoditas, itu yang dibuka. Jangan ditafsirkan bahwa semuanya dibuka untuk impor. Tidak begitu," ujar Arief dalam siaran pers dikutip Minggu (14/4/2025).
Menurut Arief pemerintah tetap memperhitungkan kebutuhan komoditas tertentu, sehingga tidak hanya segelintir pengusaha saja yang diperbolehkan melakukan impor. Kebijakan ini kata dia agar para pengusaha mendapat kesempatan yang merata.
"Jadi kalau sudah ada perhitungannya, dibuka begitu. Jangan hanya 1-2 saja pihak saja yang terima kuota itu. Komoditas yang diimpor pun hanya yang kurang atau insufficient. Misalnya produksi dalam negeri daging, itu kan tidak bisa mencukupi seluruh kebutuhan kita," ujar Arief.
Lebih lanjut dia mencontohkan komoditas daging ruminansia seperti daging sapi dan kerbau yanv menunjukkan masih ada selisih defisit antara ketersediaan stok terhadap kebutuhan konsumsi. Disebutkan stok di awal tahun 2025 ini ada 65,6 ribu ton.
Selanjutnya dari angka tersebut ditambahkan proyeksi produksi sapi/kerbau dalam negeri setahun di angka 410,3 ribu ton dan hasil pemotongan sapi/kerbau bakalan di 141,3 ribu ton, sehingga total ketersediaan berada di angka 617,3 ribu ton. Sementara proyeksi kebutuhan konsumsi setahun secara nasional di angka 766,9 ribu ton.
Selain daging ruminansia, Proyeksi Neraca Pangan kata dia juga menunjukkan kedelai dan bawang putih juga memerlukan pengadaan dari luar negeri. Ini karena ketersediaan kedelai yang berasal dari stok awal tahun dan perkiraan produksi setahun di 2025 totalnya berkisar 392 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsi setahun berada di angka hingga 2,6 juta ton.
Sementara ketersediaan bawang putih totalnya 110 ribu ton yang merupakan akumulasi dari stok awal tahun 87 ribu ton dan perkiraan produksi setahun di tahun ini yang hanya 23 ribu ton. Untuk estimasi kebutuhan konsumsi bawang putih selama setahun di tahun ini bisa mencapai 622 ribu ton.
Kendati begitu, menurut Arief pemerintah tetap mengutamakan produksi pangan dalam negeri. Neraca Komoditas yang disusun pun kata dia selalu mengusung spirit melindungi petani dan peternak Indonesia.
"Produksi dalam negeri itu selalu menjadi yang utama. Nomor satu itu. Adapun kalau belum cukup atau insufficient, nah itu baru dipikirkan pengadaan dari luar negeri. Jadi pengadaan dari luar negeri itu adalah alternatif terakhir," kata Arief.
Sebelumnya Prabowo menginstruksikan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan menghapus kuota impor untuk komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak, misalnya daging. Hal itu disampaikan dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, pada Selasa, 8 April 2025
“Siapa mau impor daging, silakan. Siapa saja boleh impor. Mau impor apa, silakan buka saja. Rakyat kita juga pandai kok. Bikin kuota-kuota, habis itu perusahaan A, B, C, D yang ditunjuk. Hanya dia boleh impor. Enak saja. Sudahlah, kita sudah lama jadi orang Indonesia. Jangan pakai praktik-praktik itu lagi," ucap Prabowo.

0 comments