Kaliandra

IVOOX.id - Kaliandra adalah tanaman perdu atau pohon kecil dari famili leguminosa yang memiliki banyak manfaat.
Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai sumber energi biomassa karena kayunya memiliki nilai kalori tinggi, pakan ternak karena kaya protein, serta untuk perbaikan kualitas tanah dan pengendalian erosi.
Kaliandra adalah salah satu vegetasi yang diusulkan oleh Pak Kuntjoro Pinardi sebagai alternatif tanaman dalam program restorasi lahan di beberapa daerah Sumatera yang tergolong kritis, yang dalam tulisan beliau konsepnya sudah sangat komprehensif; sampai rencana pemanfaatan biomassanya sebagai sumber catudaya industri elektronik berteknologi tinggipun sudah digambarkan dengan sangat bernas di sana.
Secara biologis, Calliandra calothyrsus adalah tanaman leguminosa berbentuk perdu atau pohon kecil yang memiliki laju pertumbuhan sangat cepat (fast-growing species). Si kecil yang bongsor, dan trengginas.
Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan coppicing (kemampuan bertunas kembali setelah dipangkas). Karakteristik ini memungkinkan Kaliandra dipanen secara rotasi tahunan tanpa perlu penanaman ulang, menjadikannya sumber bahan baku yang berkelanjutan secara ekonomi dan ekologis.
Selain itu, sebagai tanaman legum, akar Kaliandra bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara. Hal ini memberikan keuntungan ganda: tanaman dapat tumbuh subur di lahan kritis atau marginal yang miskin hara, sekaligus memperbaiki kualitas tanah di sekitarnya.
Dari perspektif densitas energi, kayu Kaliandra memiliki nilai kalor yang tinggi, berkisar antara 4.500 hingga 4.700 kkal/kg dalam kondisi kering. Nilai ini setara dengan batubara sub-bituminus, namun dengan kandungan sulfur dan abu yang jauh lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan terhadap komponen boiler.
Pemanfaatan Kaliandra dalam skema waste-to-steam atau biomass-to-energy melibatkan rantai proses konversi termokimia. Proses ini dimulai dari pemanenan batang kayu yang kemudian dikeringkan untuk menurunkan kadar air (moisture content) hingga di bawah 15-20 persen.
Penurunan kadar air ini krusial untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Biomassa Kaliandra kemudian dapat diolah menjadi dua bentuk utama: Wood Chip (serpihan kayu) atau Wood Pellet (pelet kayu yang dipadatkan). Dalam bentuk ini, Kaliandra memiliki densitas energi volumetrik yang tinggi, memudahkan transportasi dan penyimpanan.
Pelet atau serpihan Kaliandra diumpankan ke dalam tungku pembakaran (furnace). Karena sifat volatilnya yang tinggi, Kaliandra mudah terbakar dan melepaskan panas secara cepat dan stabil. Panas hasil pembakaran digunakan untuk memanaskan air yang berada di dalam pipa-pipa boiler. Air yang dipanaskan berubah fase menjadi uap bertekanan tinggi (high-pressure steam).
Uap bertekanan ini kemudian diarahkan untuk memutar turbin (untuk menghasilkan listrik) atau digunakan langsung sebagai process steam dalam industri (misalnya untuk sterilisasi, pengeringan, atau pemanas reaktor).
Pemanfaatan Kaliandra merepresentasikan siklus karbon tertutup (carbon neutral). Karbon dioksida yang dilepaskan saat pembakaran Kaliandra di boiler akan diserap kembali oleh tanaman Kaliandra muda yang sedang tumbuh melalui fotosintesis. Dengan karakteristik biologis yang tangguh, nilai kalor yang tinggi, dan mekanisme konversi yang kompatibel dengan teknologi boiler yang ada, Kaliandra merupakan solusi biomassa yang viabel untuk mendukung ketahanan energi nasional dan dekarbonisasi industri.
Melihat data dan karakter vegetasi endemik yang satu ini, layak bukan jika ia menjadi salah satu kandidat tanaman yang dapat dikembangkan sebagai bagian dari skema baru industri energi hijau di tanah air?
Penulis: Tauhid Nur Azhar
Ahli neurosains dan aplikasi teknologi kecerdasan artifisial, SCCIC ITB/TFRIC-19


0 comments