Kadin: Demonstrasi Nodai Indonesia yang sedang Bersolek | IVoox Indonesia

August 5, 2025

Kadin: Demonstrasi Nodai Indonesia yang sedang Bersolek

1
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani (Foto: Istimewa)

iVooxid, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai demonstrasi dapat menodai persepsi Indonesia yang tengah "bersolek", memperbaiki iklim investasi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani dalam dialog bertajuk "Demo, Iklim Bisnis dan Harapan Pengusaha" di Jakarta, Rabu (16/11/2016), mengatakan demonstrasi yang terus menerus dan berkelanjutan dalam waktu panjang akan dapat mempengaruhi daya saing Indonesia.

"Sangat disayangkan karena pemerintah berupaya mempercantik Indonesia, tapi di sisi lain terjadi (demonstrasi) yang menodai ini," katanya.

Shinta mengatakan upaya pemerintah memberikan insentif, menyederhanakan perizinan, merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) hingga kenaikan rangking dalam "Ease of Doing Business" (EoDB) akan percuma.

Terlebih ada isu tentang aksi lanjutan yang akan digelar 25 November mendatang.

"Dunia luar itu melihat kita. Kalau demo satu-dua kali tidak apa-apa. Tapi kalau panjang dan terus menerus ya jadi masalah juga," ucapnya.

Shinta menuturkan pengaruh ekonomi global yang melambat hingga hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat sudah cukup memberi dampak terhadap perekonomian nasional.

"Jangan tambah masalah dalam negeri yang menyusahkan pengusaha," imbuhnya.

Ia menambahkan, Indonesia tengah bersaing merebut investasi dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Vietnam adalah salah satu negara yang bersaing ketat dengan Indonesia karena negara tersebut berhasil menarik dua kali lipat investasi dibanding Indonesia.

Menurut Shinta, perbaikan iklim investasi sangat terpengaruh dengan kondisi keamanan setempat.

"Faktor ini penting, karena pengusaha butuh kepastian, investor butuh kepastian hukumnya," tegasnya.

Kalangan pengusaha mencatat, dalam aksi pada 4 November lalu yang menuntut proses hukum Basuki Tjahja Poernama (Ahok), sekitar 180.000 orang turun ke jalan.

Jumlah tersebut merupakan yang terbesar selama era demokrasi di Indonesia karena demonstrasi pada 1998 silam hanya melibatkan 120.000 orang.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia, asumsi dampak kerugian ekonomi ditaksir mencapai Rp2,9 triliun akibat penurunan sektor konsumsi hingga 60 persen dan aktivitas lainnya sebanyak 30 persen.

Ada pun kerugian transaksi penurunan omzet ditaksir mencapai Rp500 miliar dengan asumsi perhitungan toko yang tutup 20.000 toko beromzet rata-rata Rp25 juta per hari. (ant)

0 comments

    Leave a Reply