Kader Muda NU Dorong Regenarasi Kepemimpinan

IVOOX.id, Jakarta – Kader Muda Nahdlatul Ulama (NU), Rahmat Hidayat Pulungan menilai regenerasi dan estafet kepemimpinan di tubuh organisasi NU sangat diperlukan saat ini. Diketahui PBNU akan menggelar Muktamar pada akhir tahun ini.
Rachmat menilai, pesatnya perkembangan digitalisasi membuat tantangan di masyarakat semakin rumit dan kompleks. Fenomena itu, sambungnya, membuat NU diperlukan regenerasi agar organisasi keuatan tersebut dapat dengan sigap dan tepat menjawab tantangan yang ada.
Apalagi menurutnya, dalam satu dekade terakhir kaderisasi di lingkungan NU bergerak sangat masif dan terstruktur di semua wilayah dan tingkatan. Dengan tujuan dapat mempersiapkan Generasi baru NU yang lebih tangguh, adaptif dan transformatif.
"Muktamar ini menjadi evidensi apakah kerja satu dasawarsa terakhir ini berhasil. Ini dibuktikan seberapa banyak kader muda NU yang siap melanjutkan estafet pergerakan organisasi," jelasnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/10).
Rachmat mengatakan, transformasi digital yang terjadi saat ini juga telah merubah struktur dan pola hidup masyarakat. Menurutnya, banyak kursi-kursi kepemimpinan organisasi di seluruh dunia saat ini telah diisi dari generasi yang lebih muda.
Hal tersebut dikarenakan, kalangan ini dinilai lebih energik dan adaptif menghadapi perubahan zaman. Oleh sebab itu, menurutnya mau tidak mau NU juga harus adaptif dengan mengoptimalkan generasi-generasi muda yang dipunya.
"Saya yakin para senior di NU sangat menyadari perkembangan ini. Regenerasi juga indikator kesuksesan kaderisasi yang sudah dijalankan oleh PBNU selama ini. Kita yang muda harus malu dan aware, masa para orang tua kita sudah sepuh dipaksa menjalankan operasional organisasi," ujarnya.
Rahmat mengatakan, dengan adanya regenerasi nantinya juga akan mendorong lahirnya social responsibility dari kelompok muda untuk memberikan energinya mengembangkan NU. Terlebih, menurutnya sebagai organisasi yang sehat, maka semua posisi dan jabatan juga harus dibatasi.
"Kan NU selalu mengklaim sebagai organisasi yang sudah transformatif dari fase tradisional menjadi modern. Ya jabatan ketua umum tentu harus dibatasi," katanya.
Sebelumya, Ketua Umum PBNU sekaligus calon petahana Said Aqil Siradj mengaku siap maju menjadi calon Ketum PBNU, bila memang diminta oleh para kiai dan pengurus NU untuk mengabdi di periode ketiganya nanti.
Saat ini Said telah menjabat sebagai Ketum PBNU selama dua periode sejak 2010 silam.
Sementara itu penolakan terhadap rencana Said untuk kembali maju disampaikan oleh sejumlah pihak. Salah satunya merupakan para kiai muda yang tergabung dalam Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) yang menolak dengan tegas Ketum PBNU bisa mencalonkan diri atau menjabat selama tiga periode.

0 comments